01. Kerajaan
Fatimiyyah atau al-Fātimiyyūn (Bahasa Arab: الفاطميون) merupakan wangsa Syiah yang memerintah kawasan Maghrib, Mesir dan Levant
dari 5 Januari 910 hingga 1171. Elit
pemerintah kerajaan ini merupakan penganut mazhab Ismailiyyah
dalam Syiah. (sumber)
02. Baca disini
03. Islamhouse klik
04. Ceramah asal mula maulid Ustz Zainal Abidin
05. Coretan Pakarhowto
06. 4allmuslim.blogspot, klik
07. Hukum menghadiri, islam.or.id klik
08. pondokhabib
09. Ceramah haram bid'ah maulid nabi :
part 1
part 2
part 3
10. Kemungkaran dalam maulid, oleh Rasul Dahri, klik
11. Oleh Azhar Idrus
12. Ceramah oleh Ustz Sofwan Badrie, klik
klik, klik
13. Syeikh Wahid Abdus Salam Bali, klik
Maulidur Rasul akan disambut pada 24hb Januari ini bersamaan dengan 12 Rabiulawwal, tahun yang dipercayai sbg hari kelahiran Nabi. Sebelum menyambutnya, adalah penting untuk diketahui asal usul sambutan ini diadakan. Ia nya bermula semasa pemerintahan kerajaan Syiah Fatimiyah (297-568H) yang pernah menguasai antara Maghribi dan Mesir, selain dari Maulid Nabi, mereka juga merayakan perayaan hari kelahiran Sayyidina Ali, Hassan dll.. Pada tahun 569 H, Kerajaan Al-Ayyubiah telah menghapuskan kebanyakan drp perayaan ini, namun Maulid nabi diteruskan oleh kelompok tertentu dan sehinggalah pada abad ke-7, perayaan Maulid pertama kalinya disambut sbg perayaan rasmi pihak pemerintah di Kota Irbil utara Iraq, dibawah pemerintahan Raja Muzafar Al-Deen (Al-Muzfir) seorg sunni..... Selamat Bercuti...
Antara yang boleh membawa kebahagian kepada seseorang ialah apabila dia sibuk memikirkan keaiban dirinya sendiri sehingga tidak sempat memikirkan keaiban orang lain.
Tuesday, January 15, 2013
Friday, January 11, 2013
Saturday, January 05, 2013
Wednesday, January 02, 2013
Jihad
Bedah buku "Beginilah jihad dalam Islam", Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Pustaka at-Tazkia, Cetakan pertama 1432 H / 2011 M,
1. Jihad adalah perintah Allah yang paling penting setelah rukun Islam yang lima.
2. Sebagian Ulama memasukkan jihad sebagai bagian dari rukun Islam.
3. Al-Hujurat :15 (49:15)
4.Ayat ini membuktikan jihad adalah bukti keimanan kepada Allah dan RasulNya.
5. Jihad adalah mengerahkan segenap upaya dan kemampuan untuk menyebarkan Islam dan mendakwahkannya.
5. Ayat keutamaan jihad, An-Nisa : 95-96 (4:95-96).
Hadis keutamaan berjihad :
" Sesungguhnya di syurga terdapat 100 tingkatan yang Allah telah persiapkan bagi orang-orang berjihad di
jalan Allah, yang jarak diantara 2 tingkatan itu seperti jarak langit dan bumi." (HR Al-Bukhari).
6. Jihad adalah syariat lama yang dibawa para nabi sebelum Nabi kita. [ Seperti yang saya (p) temui dalam Luke 19:27) Sheikh Abdullah al-Faizal dlm Youtube.
1. Jihad adalah perintah Allah yang paling penting setelah rukun Islam yang lima.
2. Sebagian Ulama memasukkan jihad sebagai bagian dari rukun Islam.
3. Al-Hujurat :15 (49:15)
4.Ayat ini membuktikan jihad adalah bukti keimanan kepada Allah dan RasulNya.
5. Jihad adalah mengerahkan segenap upaya dan kemampuan untuk menyebarkan Islam dan mendakwahkannya.
5. Ayat keutamaan jihad, An-Nisa : 95-96 (4:95-96).
Hadis keutamaan berjihad :
" Sesungguhnya di syurga terdapat 100 tingkatan yang Allah telah persiapkan bagi orang-orang berjihad di
jalan Allah, yang jarak diantara 2 tingkatan itu seperti jarak langit dan bumi." (HR Al-Bukhari).
6. Jihad adalah syariat lama yang dibawa para nabi sebelum Nabi kita. [ Seperti yang saya (p) temui dalam Luke 19:27) Sheikh Abdullah al-Faizal dlm Youtube.
Begitu juga sejarah nabi Musa yang diselamatkan oleh Allah dari kezaliman Fir'aun, dan memerintahkan mereka memerangi kaum kafir untuk membebaskan Baitul Maqdis, (Al-Maidah : 20-26) (5:20-26).
Dan ramai lagi para Nabi yang diperintahkan untuk berjihad dijalan Allah sebelum Nabi Muhammad SAW, rujuk ayat (Ali-Imran: 146-147). Ikuti penjelasan Ustaz Shofwan Badrie.
Begitu juga sejarah Nabi Sulaiman dalam Surah An-Naml : 36-37.
(27:36-37).
Jadi, jihad dijalan Allah adalah syariat lama dalam syariat-syariat para nabi, dan bukan ajaran baru yang dibawa Islam. Kerana itu, ketika Allah mengutus NabiNya, Muhammad SAW, maka Dia memerintahkannya berjihad setelah kaum Muslimin memiliki kekuatan dan persiapan. Allah memerintahkan berjihad dijalan-Nya untuk meninggikan kalimat Allah, menyebarkan agama ini di muka bumi, dan membebaskan orang-orang yang tertindas dan dilarang masuk ke dalam agama Islam (ms 20).
Adakah tujuan jihad ialah untuk menguasai kerajaan-kerajaan dan meluaskan kekuasaan ?
Ianya bukanlah tujuan jihad, ia hanyalah kesan (efek).
Tujuan utama jihad ialah;
Jadi, jihad dijalan Allah adalah syariat lama dalam syariat-syariat para nabi, dan bukan ajaran baru yang dibawa Islam. Kerana itu, ketika Allah mengutus NabiNya, Muhammad SAW, maka Dia memerintahkannya berjihad setelah kaum Muslimin memiliki kekuatan dan persiapan. Allah memerintahkan berjihad dijalan-Nya untuk meninggikan kalimat Allah, menyebarkan agama ini di muka bumi, dan membebaskan orang-orang yang tertindas dan dilarang masuk ke dalam agama Islam (ms 20).
Adakah tujuan jihad ialah untuk menguasai kerajaan-kerajaan dan meluaskan kekuasaan ?
Ianya bukanlah tujuan jihad, ia hanyalah kesan (efek).
Tujuan utama jihad ialah;

Sahih International
Fight them until there is no [more] fitnah and [until] worship is [acknowledged to be] for Allah . But if they cease, then there is to be no aggression except against the oppressors.
Indonesian
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.
Rujuk juga At-Taubah : 14-16.
7. Al-Baqarah : 246 :
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim.
7. Al-Baqarah : 246 :
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa, yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak akan berperang". Mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara mereka. Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang zalim.
Dalam ayat " Angkatlah untuk kami seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah", menunjukkan bahawa urusan jihad itu dikembalikan kepada pemegang kekuasaan dan ia dituntut untuk memerintahkan jihad, mengatur jihad dan pasukan serta mengerahkannya (ms 15).
Tuesday, January 01, 2013
Adakah Jihad di Palestine..
http://www.youtube.com/watch?feature=player_detailpage&v=qZUfNimKnzI
Video diatas adalah pendapat Syeikh Al-Albani mengenai isu jihad di Palestin, berikut adalah beberapa pendapat beliau :
01. Sekarang tidak ada jihad di Palestine (1.31-1.36).
02. Kewajiban bagi penduduk Palestine ialah perlu melakukan apa yang telah dilakukan oleh golongan muhajirin dahulu (1.48).
03. Bukan jihad sebab, jihad memerlukan persiapan dari sudut rohani dan fizikal. Kedua-dua sudut ini belum terlaksana di Palestine.
04. Maka terdapat dua pilihan kepada orang palestine, pertama : tunduk kpd pemerintahan ini yng kufur lagi zalim, dan hal ini tidak dibolehkan atau berhijrah dan inilah yang menjadi wajib. Allah berfirman, " Tidakkah bumi Allah itu luas, yang membolehkan kamu berhijrah dengan bebas padanya." ( Al-Nisaa' : 97).
05. Puji-pujian yang diberikan hanyalah satu fatamorgana yang disangka air oleh musafir yang dahaga. (4.20). Seperti buih-buih sabun, atau awan-awan yang berkumpul ketika musim panas yang sejurus ia berkumpul ia terlerai, ia tidak membawa sebarang hujan.
06. "Sekiranya kamu membela (agama)Allah, Allah akan membela kamu" (Muhammad : 7), orang-orang Islam pada hari ini membela Islam pada secara umumnya, adakah mereka membela (agama) Allah ? Sekiranya Ya, ia antara dua, sama ada dia berdusta, dan inilah hakikatnya atau janji Allah itu dusta, dan ini adalah satu kekufuran.
07. Tidak mungkin kemenangan akan dikecapi buat orang-orang Islam selama mana mereka tidak membela (agama) Tuhan sekalian alam,.. bersambung
Video diatas adalah pendapat Syeikh Al-Albani mengenai isu jihad di Palestin, berikut adalah beberapa pendapat beliau :
01. Sekarang tidak ada jihad di Palestine (1.31-1.36).
02. Kewajiban bagi penduduk Palestine ialah perlu melakukan apa yang telah dilakukan oleh golongan muhajirin dahulu (1.48).
03. Bukan jihad sebab, jihad memerlukan persiapan dari sudut rohani dan fizikal. Kedua-dua sudut ini belum terlaksana di Palestine.
04. Maka terdapat dua pilihan kepada orang palestine, pertama : tunduk kpd pemerintahan ini yng kufur lagi zalim, dan hal ini tidak dibolehkan atau berhijrah dan inilah yang menjadi wajib. Allah berfirman, " Tidakkah bumi Allah itu luas, yang membolehkan kamu berhijrah dengan bebas padanya." ( Al-Nisaa' : 97).
05. Puji-pujian yang diberikan hanyalah satu fatamorgana yang disangka air oleh musafir yang dahaga. (4.20). Seperti buih-buih sabun, atau awan-awan yang berkumpul ketika musim panas yang sejurus ia berkumpul ia terlerai, ia tidak membawa sebarang hujan.
06. "Sekiranya kamu membela (agama)Allah, Allah akan membela kamu" (Muhammad : 7), orang-orang Islam pada hari ini membela Islam pada secara umumnya, adakah mereka membela (agama) Allah ? Sekiranya Ya, ia antara dua, sama ada dia berdusta, dan inilah hakikatnya atau janji Allah itu dusta, dan ini adalah satu kekufuran.
07. Tidak mungkin kemenangan akan dikecapi buat orang-orang Islam selama mana mereka tidak membela (agama) Tuhan sekalian alam,.. bersambung
Saturday, December 29, 2012
Tuesday, December 04, 2012
Hadis-hadis pilihan
01. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ؟ قَالُوا: الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ.فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا. فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ.
Daripada Abu Hurairah (radhiallahu ‘anh), bahawasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Tahukah kalian siapa orang yang muflis?” Para sahabat menjawab: “Bagi kami muflis ialah orang yang tidak memiliki wang mahupun harta.” Lalu (Rasulullah) menjelaskan: “Sebenarnya orang yang muflis di kalangan umatku ialah orang yang datang pada Hari Kiamat dengan (membawa pahala) solat, puasa, zakat, akan tetapi (semasa di kehidupan dunia) dia pernah mencaci seseorang, menuduh seseorang, memakan harta seseorang, menumpahkan darah seseorang dan memukul seseorang.Maka akan diberikan kepada orang yang dia pernah zalimi itu dari pahala kebaikannya sendiri (pahala solat, puasa zakat) dan begitulah seterusnya kepada orang lain yang dia pernah zalimi itu. Jika telah habis pahala kebaikannya sementara masih berbaki kesalahannya kepada orang-orang yang pernah dia zalimi di dunia dahulu, maka akan diambil dosa kesalahan orang yang dia zalimi itu dan dibebankan ke atasnya, kemudian dia dicampakkan ke dalam neraka.” – Shahih Muslim, no. 2581.
02. Mu’awiyah bin al-Hakam as-Sulami radhiallahu‘anh meriwayatkan bahawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bertanya kepada seorang hamba wanita:
أَيْنَ الله؟ قَالَتْ فِى السِّمَاءِ قَالَ: مَنْ أَنَا؟ قَالَتْ: أَنْتَ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ.
"Di manakah Allah? Hamba itu menjawab: Di atas langit. Baginda bertanya lagi: Siapakah saya? Hamba itu menjawab: Anda Rasulullah. Maka bersabda baginda: Bebaskanlah dia kerana sesungguhnya dia adalah seorang yang beriman."
- Hadis ini dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Shahihnya (no. 537), Abu Daud (no. 930), al-Nasa’i dalam Sunan al-Nasa’i (no. 1218), Abu ‘Awanah (2/141) Ahmad dalam al-Musnad (no. 7906), ad-Darimi (1/353-354) Ibn Hibban dalam Shahih Ibn Hibban (no. 165, 2274), Ibn Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (no. 30333), al-Baihaqi (2/249-250) dan lain-lain yang banyak jumlahnya.
03.وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ
“Sedangkan urusan mereka (diputuskan) melalui musyawarah antara mereka.” (Surah Asy-Syura, 42: 38)
04. فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا
“Maka sesungguhnya, sesiapa yang masih hidup di antara kalian selepas kewafatanku akan melihat perselisihan yang banyak…” (riwayat Abu Daud)
Dan penyelesaian kepada perselisihan dinyatakan selepas itu di dalam hadis yang sama,
05. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Lazimilah kalian Sunnahku dan Sunnah Khulafaa Ar-Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.”
06. يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيُقْبَضُ الْعِلْمُ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ قَالُوا وَمَا الْهَرْجُ قَالَ الْقَتْلُ
“Zaman akan semakin dekat, dicabutnya ilmu, akan timbul fitnah-fitnah, dimasukkan (ke dalam hati) sifat kikir dan akan banyak Al-Harj”, mereka (para sahabat) bertanya: “Apakah Al-Harj, wahai Rasulullah?”, Baginda menjawab: “Pembunuhan”. (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Bidaah pemikiran punca teroris
DR AZWIRA ABDUL AZIZ
7 Julai 2012
7 Julai 2012

Pengaruh pemikiran yang negatif memburukkan keharmonian masyarakat. - Gambar hiasan
KADANGKADALAmemang ada unsur keganasan dilakukan kelompok tertentu daripada puak Islam ataupun orang Islam. Pada asalnya keganasan fizikal ini berpunca daripada pemikiran yang ganas. Sebagaimana puak Khawarij yang muncul pada zaman sahabat Nabi, mereka boleh sampai pada satu tahap membenarkan tindakan menyerang dan membunuh khalifah. Tindakan ganas itu bermula daripada bidaah yang ganas yang diistilahkan sebahagian ulama sebagai irhab fikri iaitu perang dari sudut pemikiran.
Antara pemikiran Khawarij ialah pelaku dosa besar adalah kafir. Itu adalah pemikiran bidaah dalam ideologi Khawarij. Lanjutan daripada pemikiran ini, maka mereka menganggap khalifah ataupun pemerintah melakukan dosa besar kerana tidak melaksanakan undang-undang Islam atau hudud. Akhirnya dilema ini memunculkan demonstrasi pertama dalam Islam yang mengepung rumah Khalifah Uthman bin Affan RA. Kesan daripada demonstrasi dan provokasi berterusan ini, maka tertumpahlah darah Khalifah Uthman bin Affan di tangan puak Khawarij.
Ini adalah hujah logik yang begitu mudah formulanya. Daripada itulah mereka berani untuk menentang khalifah kerana mereka telah didoktrinkan pemikirannya dengan satu bentuk bidaah pemikiran yang menyalahi pemikiran Ahli Sunnah Wal Jamaah. Bagi Ahli Sunnah Wal Jamaah, pelaku dosa besar adalah pelaku maksiat, tetapi mereka tidak kafir. Mereka akan diampunkan jika mereka bertaubat atau ALLAH boleh ampunkan jika Dia kehendaki kecuali tidak syirik.
Jadi peringkat asas prinsip ini sudah berbeza, maka kesannya menjadi begitu. Kita boleh katakan di sini keganasan fizikal berpunca daripada pemikiran. Jadi dalam konteks keganasan yang dilakukan segelintir puak Islam, ia berpunca daripada satu bentuk bidaah pemikiran yang dinamakan revolusi ataupun irhab thauri yang menyalahi garis panduan sunnah dalam dakwah dan jihad.
Malangnya pemikiran Khawarij ini popular dalam kalangan pengikut Syiah yang ramai sehinggakan mereka mempunyai negara yang khusus mendukung ideologi Syiah serta menyebarkan ideologi mereka ke serata dunia. Ia juga popular kalangan Ikhwanul Muslimin. Pemikiran Ikhwanul Muslimin telah meresap masuk hampir seluruh pelosok dunia.
Adakan demonstrasi
Pengalaman saya tentang bidaah pemikiran revolusi-haraki ini ditanam melalui program pengkaderan dan usrah sejak daripada peringkat sekolah menengah. Ketika saya berada di tingkatan satu (1981) dan pergi ke sekolah menaiki basikal sejauh 5 kilometer. Suatu hari sampai sahaja di sekolah saya lihat pagar semua ditutup dan dikunci. Saya terkejut kerana tidak mengetahui apa yang berlaku, kemudian kedengaran bunyi bising di padang sekolah. Rupa-rupanya pelajar di sebelah pagi yang terdiri daripada pelajar tingkatan dua hingga tingkatan enam atas mengadakan demonstrasi. Mereka membina khemah di tengah-tengah padang dan duduk di situ dengan tujuan ingin membuat demonstrasi selama yang mungkin. Mereka telah membuat persediaan awal dengan mengumpulkan makanan di dalam sekolah.
Mereka berada di situ selama dua minggu kerana memprotes tindakan pihak yayasan yang bertanggungjawab terhadap sekolah agama. Pihak yayasan mengenakan tindakan tatatertib ke atas seorang ustaz di sekolah tersebut yang pro-Syiah. Dia dihantar mengajar ke sebuah sekolah di kawasan pedalaman. Jadi anak muridnya yang dipengaruhi dengan bidaah pemikiran evolusi-haraki bangkit membuat demonstrasi. Ustaz ini boleh mempengaruhi orang dengan pemikiran Syiahnya sehingga seseorang itu solat, akan meletakkan gambar Ayatollah (ulama besar dalam agama Syiah) di hadapannya.
Saya mempunyai saudara yang juga terpengaruh dengan pemikiran ustaz ini. Apabila ingin solat, dia hendak meletakkan gambar itu di hadapannya. Akan tetapi bimbang diketahui orang, maka gambar tersebut diletakkan di bawah sejadahnya. Demikianlah begitu kuatnya kesan daripada pemikiran ustaz tersebut. Saya ketika itu masih budak lagi dan tidak mengetahui apa yang berlaku.
Oleh kerana pelajar sesi petang terlalu muda dan tidak mengetahui apa-apa, maka mereka tidak menjemput kami untuk turut sama berdemonstrasi. Ibu bapa juga datang mengerumuni pagar sekolah tetapi tidak dibenarkan masuk. Tindakan mereka ini cukup berani kerana ibu bapa pelajar yang ditahan di dalam sekolah tersebut juga tidak dibenarkan masuk. Hanya dibenarkan berjumpa di pagar sekolah sahaja.
Revolusi-haraki
Kesan daripada bidaah pemikiran revolusi-haraki ini, ia menggalakkan pelajar dari peringkat sekolah menengah untuk menentang kerajaan. Bidaah pemikiran ini mendorong kepada tiga perkara.
Pertama, perlanggaran prinsip ketaatan terhadap pemerintah menjadikan seseorang itu menghalalkan ia untuk melanggar prinsip ketaatan terhadap pemerintah.
Kedua, mereka gagal memahami konsep takfir (mengkafirkan). Konsep takfir sama dengan pemikiran Khawarij tadi. Mereka mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar termasuklah pemerintah halal darah dan perang. Sama juga dengan bidaah pemikiran revolusi-haraki ini, mereka sampai ke tahap mentakfirkan orang.
Ketiga, perlanggaran prinsip ‘mengelak kemudaratan’ yang digariskan di dalam kaedah fiqah. Mengelak kemudaratan itu lebih utama daripada mengambil maslahat. Maksudnya di sini sesuatu tindakan jika ada kemudaratan, walaupun dalam masa yang sama memiliki ada kemaslahatan (kebaikan), maka mengelak kemudaratan itu lebih diutamakan.
Jika menggugat ketenteraman awam, merosakkan harta benda, merosakkannya dan sebagainya maka jangan lakukannya. Itu adalah garis panduan yang sepatutnya dipatuhi tetapi dilanggar maka jadilah fenomena keganasan.
Faktor keganasan tidak mengira mazhab dan ideologi. Jadi apa-apa yang berkaitan dengan bidaah pemikiran revolusi-haraki yang menyebabkan seseorang itu menyalahi prinsip Islam dalam bab ketaatan terhadap pemerintah, dalam bab takfir, maka semua pihak tanpa mengira ideologi dan mazhab yang dipengaruhi bidaah pemikiran ini berpotensi menjadi pengganas.
Sesiapa yang menyalahi prinsip dakwah dan jihad Islam, ia dikira pengganas tidak kira sama ada mazhab Syafie, Hambali, Maliki, Syiah, Ikhwan Muslimin, ataupun Asya’ari. Apabila dia menyalahi prinsip Islam, dia berpotensi untuk menjadi pengganas, maka kita katakan serangan al-Qaeda.
Jihad al-Qaeda
Sebilangan pihak menuduh Al- Qaeda sebagai Wahabi. Al-Qaeda dan sekutunya menyerang orang awam misalannya. Sekiranya terbukti melakukan serangan ke atas kepentingan orang awam dan kerajaan Islam seperti yang mereka serang kerajaan Saudi, maka itu adalah tindakan keganasan.
Negara Arab Saudi antara negara yang paling teruk menerima serangan pengganas dan telah berpuluh kali di bom di sekitar bandar Riyadh. Walaupun kelompok al-Qaeda ini sering dikaitkan dengan Salafi ataupun istilah Wahabi, maka mereka sememangnya ganas kerana menyalahi prinsip Islam.
Manakala golongan ulama Salafi (Ahli Sunnah Wal Jamaah yang berpegang teguh atas jalan Nabi dan sahabat) seringkali menegaskan bahawa mereka berlepas diri dan tidak ada apa-apa kaitan dengan kelompok al-Qaeda. Maka berhatihatilah kita agar tidak terpengaruh dengan bidaah pemikiran yang boleh membawa kerosakan pada Islam dan umat Islam.
DR AZWIRA ABDUL AZIZ
Ahli Majlis Syura Sekretariat ILMU
www.ilmuanmalaysia.com
abuaqifstudio.blogspot.com
Antara pemikiran Khawarij ialah pelaku dosa besar adalah kafir. Itu adalah pemikiran bidaah dalam ideologi Khawarij. Lanjutan daripada pemikiran ini, maka mereka menganggap khalifah ataupun pemerintah melakukan dosa besar kerana tidak melaksanakan undang-undang Islam atau hudud. Akhirnya dilema ini memunculkan demonstrasi pertama dalam Islam yang mengepung rumah Khalifah Uthman bin Affan RA. Kesan daripada demonstrasi dan provokasi berterusan ini, maka tertumpahlah darah Khalifah Uthman bin Affan di tangan puak Khawarij.
Ini adalah hujah logik yang begitu mudah formulanya. Daripada itulah mereka berani untuk menentang khalifah kerana mereka telah didoktrinkan pemikirannya dengan satu bentuk bidaah pemikiran yang menyalahi pemikiran Ahli Sunnah Wal Jamaah. Bagi Ahli Sunnah Wal Jamaah, pelaku dosa besar adalah pelaku maksiat, tetapi mereka tidak kafir. Mereka akan diampunkan jika mereka bertaubat atau ALLAH boleh ampunkan jika Dia kehendaki kecuali tidak syirik.
Jadi peringkat asas prinsip ini sudah berbeza, maka kesannya menjadi begitu. Kita boleh katakan di sini keganasan fizikal berpunca daripada pemikiran. Jadi dalam konteks keganasan yang dilakukan segelintir puak Islam, ia berpunca daripada satu bentuk bidaah pemikiran yang dinamakan revolusi ataupun irhab thauri yang menyalahi garis panduan sunnah dalam dakwah dan jihad.
Malangnya pemikiran Khawarij ini popular dalam kalangan pengikut Syiah yang ramai sehinggakan mereka mempunyai negara yang khusus mendukung ideologi Syiah serta menyebarkan ideologi mereka ke serata dunia. Ia juga popular kalangan Ikhwanul Muslimin. Pemikiran Ikhwanul Muslimin telah meresap masuk hampir seluruh pelosok dunia.
Adakan demonstrasi
Pengalaman saya tentang bidaah pemikiran revolusi-haraki ini ditanam melalui program pengkaderan dan usrah sejak daripada peringkat sekolah menengah. Ketika saya berada di tingkatan satu (1981) dan pergi ke sekolah menaiki basikal sejauh 5 kilometer. Suatu hari sampai sahaja di sekolah saya lihat pagar semua ditutup dan dikunci. Saya terkejut kerana tidak mengetahui apa yang berlaku, kemudian kedengaran bunyi bising di padang sekolah. Rupa-rupanya pelajar di sebelah pagi yang terdiri daripada pelajar tingkatan dua hingga tingkatan enam atas mengadakan demonstrasi. Mereka membina khemah di tengah-tengah padang dan duduk di situ dengan tujuan ingin membuat demonstrasi selama yang mungkin. Mereka telah membuat persediaan awal dengan mengumpulkan makanan di dalam sekolah.
Mereka berada di situ selama dua minggu kerana memprotes tindakan pihak yayasan yang bertanggungjawab terhadap sekolah agama. Pihak yayasan mengenakan tindakan tatatertib ke atas seorang ustaz di sekolah tersebut yang pro-Syiah. Dia dihantar mengajar ke sebuah sekolah di kawasan pedalaman. Jadi anak muridnya yang dipengaruhi dengan bidaah pemikiran evolusi-haraki bangkit membuat demonstrasi. Ustaz ini boleh mempengaruhi orang dengan pemikiran Syiahnya sehingga seseorang itu solat, akan meletakkan gambar Ayatollah (ulama besar dalam agama Syiah) di hadapannya.
Saya mempunyai saudara yang juga terpengaruh dengan pemikiran ustaz ini. Apabila ingin solat, dia hendak meletakkan gambar itu di hadapannya. Akan tetapi bimbang diketahui orang, maka gambar tersebut diletakkan di bawah sejadahnya. Demikianlah begitu kuatnya kesan daripada pemikiran ustaz tersebut. Saya ketika itu masih budak lagi dan tidak mengetahui apa yang berlaku.
Oleh kerana pelajar sesi petang terlalu muda dan tidak mengetahui apa-apa, maka mereka tidak menjemput kami untuk turut sama berdemonstrasi. Ibu bapa juga datang mengerumuni pagar sekolah tetapi tidak dibenarkan masuk. Tindakan mereka ini cukup berani kerana ibu bapa pelajar yang ditahan di dalam sekolah tersebut juga tidak dibenarkan masuk. Hanya dibenarkan berjumpa di pagar sekolah sahaja.
Revolusi-haraki
Kesan daripada bidaah pemikiran revolusi-haraki ini, ia menggalakkan pelajar dari peringkat sekolah menengah untuk menentang kerajaan. Bidaah pemikiran ini mendorong kepada tiga perkara.
Pertama, perlanggaran prinsip ketaatan terhadap pemerintah menjadikan seseorang itu menghalalkan ia untuk melanggar prinsip ketaatan terhadap pemerintah.
Kedua, mereka gagal memahami konsep takfir (mengkafirkan). Konsep takfir sama dengan pemikiran Khawarij tadi. Mereka mengkafirkan orang yang melakukan dosa besar termasuklah pemerintah halal darah dan perang. Sama juga dengan bidaah pemikiran revolusi-haraki ini, mereka sampai ke tahap mentakfirkan orang.
Ketiga, perlanggaran prinsip ‘mengelak kemudaratan’ yang digariskan di dalam kaedah fiqah. Mengelak kemudaratan itu lebih utama daripada mengambil maslahat. Maksudnya di sini sesuatu tindakan jika ada kemudaratan, walaupun dalam masa yang sama memiliki ada kemaslahatan (kebaikan), maka mengelak kemudaratan itu lebih diutamakan.
Jika menggugat ketenteraman awam, merosakkan harta benda, merosakkannya dan sebagainya maka jangan lakukannya. Itu adalah garis panduan yang sepatutnya dipatuhi tetapi dilanggar maka jadilah fenomena keganasan.
Faktor keganasan tidak mengira mazhab dan ideologi. Jadi apa-apa yang berkaitan dengan bidaah pemikiran revolusi-haraki yang menyebabkan seseorang itu menyalahi prinsip Islam dalam bab ketaatan terhadap pemerintah, dalam bab takfir, maka semua pihak tanpa mengira ideologi dan mazhab yang dipengaruhi bidaah pemikiran ini berpotensi menjadi pengganas.
Sesiapa yang menyalahi prinsip dakwah dan jihad Islam, ia dikira pengganas tidak kira sama ada mazhab Syafie, Hambali, Maliki, Syiah, Ikhwan Muslimin, ataupun Asya’ari. Apabila dia menyalahi prinsip Islam, dia berpotensi untuk menjadi pengganas, maka kita katakan serangan al-Qaeda.
Jihad al-Qaeda
Sebilangan pihak menuduh Al- Qaeda sebagai Wahabi. Al-Qaeda dan sekutunya menyerang orang awam misalannya. Sekiranya terbukti melakukan serangan ke atas kepentingan orang awam dan kerajaan Islam seperti yang mereka serang kerajaan Saudi, maka itu adalah tindakan keganasan.
Negara Arab Saudi antara negara yang paling teruk menerima serangan pengganas dan telah berpuluh kali di bom di sekitar bandar Riyadh. Walaupun kelompok al-Qaeda ini sering dikaitkan dengan Salafi ataupun istilah Wahabi, maka mereka sememangnya ganas kerana menyalahi prinsip Islam.
Manakala golongan ulama Salafi (Ahli Sunnah Wal Jamaah yang berpegang teguh atas jalan Nabi dan sahabat) seringkali menegaskan bahawa mereka berlepas diri dan tidak ada apa-apa kaitan dengan kelompok al-Qaeda. Maka berhatihatilah kita agar tidak terpengaruh dengan bidaah pemikiran yang boleh membawa kerosakan pada Islam dan umat Islam.
DR AZWIRA ABDUL AZIZ
Ahli Majlis Syura Sekretariat ILMU
www.ilmuanmalaysia.com
abuaqifstudio.blogspot.com
Sunday, November 25, 2012
e book terbaru
Dimana Allah oleh Mohd Hairi Nonchi
PEMBONGKARAN JENAYAH ILMIAH BUKU'SALAFIYAH WAHABIYAH'Mendulang Cinta Ilahi
PEMBONGKARAN JENAYAH ILMIAH BUKU'SALAFIYAH WAHABIYAH'Mendulang Cinta Ilahi
Tuesday, November 13, 2012
Persoalan Doa Awal dan Akhir Tahun.
Berdasarkan beberapa penelitian saya melalui laman-laman web dan Ceramah di Youtube, persoalan doa awal dan akhir tahun ini merupakan antara isu yang terdapat perbezaan pandangan di kalangan para Ustaz kita. Antara Ustaz yang menentang amalan ini ialah :
Ustaz Halim Hassan klik
Dr Asri Zainul Abidin (Dr Maza, mantan mufti Perlis)
ceramah DrMaza
Baca DrMaza
Ustaz Fathul Bari, klik
Artikel lain
Abu Umair link
Ustaz Fadlan UFMO
Manakala antara Ustaz yang membolehkan doa ini dibaca ialah :
Dr Azhar Idrus klik
Ustaz Shauqi
Apa yang jelas ialah doa ini tidak sahih dari Nabi dan tak pernah dibuat oleh Nabi. Sedangkan penentuan awal tahun Hijrah sendiri pun bukannya dibuat pada zaman Nabi, tetapi ditetapkan oleh Khlaifah Umar Al-Khattab bagi memudahkan urusan pentadbiran.
Emran Ahmad menulis :
Berdosa sebarkan hadith palsu/fadhilat palsu spt doa awal tahun/akhir tahun Maal Hijrah.
Orang yang menyebarkan doa akhir tahun/awal tahun serta fadhilatnya konon2 akan terpelihara dari gangguan syaitan adalah berdosa dan tergolong dikalangan pendusta kerana ianya bukan hadith nabi SAW dan bukan dari al-kitab dan as-sunnah sebaliknya rekaan & palsu. Sabda nabi SAW (كفى بالمرء كذبا أن يحدث بكل ما سمع ) Cukuplah seorg itu menjadi pendusta dgn menyampaikan semua yg dia dengar [riwayat Muslim dlm muqadimah]
Manakala di dalam hadith yang lain nabi SAW sebut (من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار ) Barangsiapa yg berdusta ke atasku dengan sengaja maka siaplah tempat duduknya drai api neraka [riwayat Al-Bukhari]
Jangan sebarkan perkara yang salah/ hadith palsu walau niat baik !
Setelah meneliti dan membuat sedikit pembacaan, maka saya memilih untuk melupakan doa-doa awal dan akhir tahun kerana terbukti kepalsuannya. Fadhilat yang kononnya ada itu cumalah rekaan manusia semata-mata.
Sepatutnya kita takut dengan amaran dari Nabi SAW :
إِنَّ كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ
“Sesungguhnya berdusta ke atas namaku tidaklah sama dengan berdusta menggunakan nama orang lain. Maka sesiapa yang berdusta ke atasku dengan sengaja, bersiap-sedialah dengan tempat duduknya di neraka.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, 5/37, no. 1209). link
Agama Islam ini sudah lengkap dan tidak lagi memerlukan sebarang penambahan, Allah 'zzawajalla berfirman :
".. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku redhai Islam sebagai agamu.." ( QS. Al-Maaidah :3).
Rasulullah SAW sendiri bersabda :
" Demi Allah, tidak ada satu pun yang bisa mendekatkan diri kalian kepada Allah 'Azzawajalla dan Syurga melainkan aku sudah memberitahukan kepada kalian. Dan, tidak ada satu pun yang diperintahkan oleh Allah 'Azzawajalla kepada kalian melainkan aku telah memerintahkannya kepada kalian. Serta, tidaklah ada satu pun yang Allah 'Azzawajalla larang atas kalian melainkan aku telah melarangnya atas kalian."
(Sunan an Nasa-i, Kitab "Al-Hajj", Sanad hadis ini sahih)
Dengan kata lain, tidak ada sesuatupun yang belum dijelaskan oleh Rasulullah SAW.
Maka terbatalkan juga alasan yang kononnya Rasulullah tidak sempat sebab sibuk semasa hayatnya, alasan ini amatlah tidak masuk akal dan seolah-olah dia pula yang menerima 'wahyu' hingga berani berkata sedemikian.
Fikri Alamghiri menulis dalam FB :
Apakah anda tidak takut melakukan perbuatan bidaah?
Padahal Allah Ta’ala melarang kita berselisih ketika Qur’an dan sunnah sudah terang menjelaskan ajaran agama ini secara sempurna, dari masalah sebesar tauhid hinggalah ke adab membuang air.
Maka semua itu sama sekali tidak perlu penambahan lagi. Allah Ta’ala berfirman:
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat seksaan yang berat” (QS. Al Imran: 105)
Syeikh al-Sabuni berkata: “Maksud ayat ini adalah, janganlah berlaku seperti orang Yahudi dan Nasrani yang mereka berpecah-belah dalam masalah agama kerana hanya mengikuti hawa nafsu mereka padahal ayat-ayat yang datang kepada mereka sudah sangat terang dan jelas” (Safwatut Tafasir, 202).
Ketahuilah rakan-rakan semua!
Lawan pada Tauhid itu adalah SYIRIK!
Lawan pada Sunnah itu adalah BIDAAH!
Lawan pada Taat itu adalah MAKSIAT!
Sunday, November 11, 2012
Saya telah dimasukkan ke Wad Hospital pada 05 November 2012 hingga 09 November 2012, dengan diagnosis "Dengue Fever without warning sign". Sebenarnya saya mula demam pada 01 November lagi, dan merawatnya sendiri dengan Tab. PCM sahaja (Tab Pcm QID sejak 01hb Nov-06 Nov. di Wad), tetapi apabila mendapati 'fever' saya kali ini 'lain macam' sahaja, berserta dengan penurunan platelet dan WBC, saya terpaksa berjumpa dengan Dr. Ahmad Syafiq untuk rawatan selanjutnya.
Maka bermulalah episod hidup saya berada dalam Wad, selalunya saya hanya melihat orang terbaring di katil pesakit, hari ini adalah masa bagi saya pula terbaring dan menyerahkan diri dikerjakan oleh para Jururawat yang dedikasi, walaupun terpaksa di jarum setiap hari, 'control macho' sahajalah, apa boleh buat.
Cabaran utama ialah mempraktikkan solat orang sakit, dengan tangan 'on IV drip' berserta dengan kepayahan yang ada, maka saya menjamakkan solat saya sepanjang berada di Wad. Setiap subuh, saya lihat surau lengang sahaja, timbul persoalan, adakah kebanyakan pesakit solat di katil masing-masing shaja ?
Persoalan Jamak ketika sakit boleh dibaca di link berikut : Fikrahhalaqah
Syedlee
sayangislam.com
Sekian...
Maka bermulalah episod hidup saya berada dalam Wad, selalunya saya hanya melihat orang terbaring di katil pesakit, hari ini adalah masa bagi saya pula terbaring dan menyerahkan diri dikerjakan oleh para Jururawat yang dedikasi, walaupun terpaksa di jarum setiap hari, 'control macho' sahajalah, apa boleh buat.
Cabaran utama ialah mempraktikkan solat orang sakit, dengan tangan 'on IV drip' berserta dengan kepayahan yang ada, maka saya menjamakkan solat saya sepanjang berada di Wad. Setiap subuh, saya lihat surau lengang sahaja, timbul persoalan, adakah kebanyakan pesakit solat di katil masing-masing shaja ?
Persoalan Jamak ketika sakit boleh dibaca di link berikut : Fikrahhalaqah
Syedlee
sayangislam.com
Sekian...
Sunday, October 28, 2012
Bolehkah beramal dengan hadis dho'if ?
Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani, tidak boleh beramal dengan hadis dhaif dalam apa juga masalah, sebab Nabi SAW telah bersabda :
:عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله تعالى عنهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
.كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu: bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: "Cukuplah seseorang itu dikatakan berdusta jika ia menceritakan setiap apa yang telah ia dengar”. (Dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim).
:عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله تعالى عنهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
.كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu: bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: "Cukuplah seseorang itu dikatakan berdusta jika ia menceritakan setiap apa yang telah ia dengar”. (Dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim).
Cukuplah seorang itu berdusta jika dia mengamalkan semua yang dia dengar, kerana mana yang lebih teruk ? Kerana mengamalkan semua yang dia dengar lebih teruk daripada 'meriwayatkan' (menceritakan) semua yang dia dengar. (termasuk dlm halal, haram, aqidah dan fadhail a'mal).
Bagi orang 'alim, terdapat beberapa syarat jika mengamalkan hadis dha'if :
1). Jika ada hadis sahih lain.
2). Hendaklah hadis itu tidak terlalu Dha'if, bukan hadis palsu.
3). Jangan beriktiqad sangat bahawa hadis itu berasal dari Nabi SAW.
4). Jangan amalkan di hadapan orang ramai, dikhuatiri nanti akan diikuti, nanti jadilah amalan itu spt sahih.
5). Jangan amalkan selalu, dikhuatiri mcm akan dianggap sebagai sunnah yang sahih.
Syeikh Al-Albani menukilkan dari ulama-ulama, apabila melihat syarat-syarat ini, beliau berkata lebih baik tidak amalkannya, kerana orang awampun tidak mengetahui samada hadis itu lemah sangat atau tidak, kedua ; hendaklah hadis itu dibawah asal yang umum,maknanya kalau pun diamalkan ianya kerana adanya hadis yang sahih bukan kerana hadis yang dhaif itu. Maka perkara ini tidak relevan. Cukuplah dengan hadis yang sahih. Yang ketiga, kita amalkan hadis itu 'dengan harapan ia adalah sahih'..
Kesimpulannya daripada kita mengamalan hadis yang dhaif, adalah lebih baik kita amalkan dahulu hadis-hadis yang sahih (yang masih banyak belum kita amalkan). Kalau dah amalkan SEMUA hadis sahih, barulah masuk bab hadis yang Dha'if ini.
Catitan ini adalah ringkasan dan kesimpulan dari ceramah Ustaz Murad Md Said, di Youtube :
Banyak lagi... Carilah sendiri.. he he...
"Islam Hidup Dengan Ilmu"
Sunday, October 21, 2012
Menghukum Sesat dan Kafir...
Fasa pelbagai aliran pemikiran dan tuduh menuduh, kafir mengkafir adalah kenyataan yng berlaku dlm sejarah pemikiran Islam.. Ada yng kata Wahabi sesat, ada yang kata Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah tokoh pembasmi kesyirikan di Arab Saudi, ada yng kata Ahbash sesat, ada yang kata aliran sufi sesat, ada yang kata Syiah yang benar dan ASWJ sesat, ada yang kata Syiah sesat... ada itu dan ada ini.. akhirnya... orng awam terbelah menjadi kelompok yang saling mengkafirkan antara satu sama lain.. Sepatutnya siapa yang harus kita percaya ??? Bagaimana nak mempastikan bahwa 'aliran' nya lah yang betul / benar ??.. Terutama orng awam yang hafal 30 juz pun tidak... hafal hadis pun tidak.. faham bahasa arab pun tidak.. belajar agama pun sekali sekala ... So bagaimana nak menyelamatkan diri kita, supaya jangan tertipu ?
Kalau diimbas dari sejarah... kafir mengkafir sudah berlaku sejak awal perkembangan Islam. Zaman fitnah ialah ketika pembunuhan Khalifah Sayyidina Uthman Ibn Affan oleh kelompok khawarij,.. Sayyidina Ali sendiri pernah memerangi kelompok ini dlm perang Nahrawan. Akibat daripada itu, Sayyidina Ali dihukum SESAT oleh kumpulan Khawarij lalu mengatur strategi membunuh Khalifah yng ke-4 itu... Ibnu Muljam berjanji akan membunuh Sayyidina Ali, dimana beliau berkata, bahawa membunuh Ali adalah utk mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat ( lihatlah betapa kuat kepercayaannya utk mengkafirkan Sahabat Nabi, Sayyidina Ali)... Maka beliau berjaya membunuh Sayyidina Ali, ... (Rujukan, Al Bidayah Wan Nihayah..).. dan sbg tambahan.. siapakah Ibnu Muljam itu ? Beliau bukannya calang-calang orngnya, merupakan Guru Al-Quran di zaman pemerintahan Sayyidina Umar r.a.... Tetapi 'kefahaman salah ' amat mudah menyesatkan / mengkafirkan orng.. Inilah akibatnya.. Berhati-hatilah kita semua...
Bukan sedikit yang dibunuh atas nama tuduhan kafir & sesat.. Imam Ahmad bin Hanbal diseksa dan dipenjara kerana dihukum sesat pada zamannya... ada juga yng meninggal dipenjara, spt Ibn Taimiyyah...
Drp kita sibuk menyesatkan orang lain, lebih baik kita pelajari ilmu agama, dari sesiapapun juga.. pelajari semua aliran dlm Islam dan mohon petunjuk dariNya.. sekurang-kurangya, kita telah berusaha 'mencarinya'... kerana zaman ini, semua yng digelar 'Ulama / Ustaz ' itu masing-masing mengatakan, diri merekalah yang benar... Kita terpaksa memilihnya sendiri..
Adalah amat malang bagi seseorang yang baru belajar agama, tetapi sudah memilih aliran atau guru-guru yang suka menghukum orang lain sesat tanpa hujjah. Akhirnya, penuntut 'ilmu ini akan terperangkap dalam perbahasan yang sia-sia dan hanya mengambil 'kata-kata' sang Guru yang belum tentu sejauh mana kebenarannya.
Nabi bersabda :
"berhati-hatilah kamu dengan setiap persangkaan kerana persangkaan itu adalah perkataan yang paling dusta"
(HR Bukhari & Muslim).
Sebagai penuntut Ilmu, hendaklah kita mengetahui bahawa kebenaran itu diambil dari dua sumber, iaitu Al-Quran dan Sunnah yang sahih. Sehebat manapun ulama, guru atau apa sahaja gelaran, mereka mesti berhujah dengan menyandarkan kepada dalil dari Quran dan Sunnah yang sahih. Apa sahaja pendapat manusia boleh diambil dan ditolak kecuali kata-kata Nabi SAW,
Imam Malik berkata (guru Imam Syaf'i) :
“Tiap-tiap orang boleh diambil perkataannya dan ditolak melainkan perkataan yang mempunyai kubur ini (sambil beliau menunjuk ke arah makam Nabi s.a.w).”
Siapa saja yang mengkafirkan saudaranya, maka berbalik kepada salah satu di antara mereka. (HR Ahmad).
Kalau diimbas dari sejarah... kafir mengkafir sudah berlaku sejak awal perkembangan Islam. Zaman fitnah ialah ketika pembunuhan Khalifah Sayyidina Uthman Ibn Affan oleh kelompok khawarij,.. Sayyidina Ali sendiri pernah memerangi kelompok ini dlm perang Nahrawan. Akibat daripada itu, Sayyidina Ali dihukum SESAT oleh kumpulan Khawarij lalu mengatur strategi membunuh Khalifah yng ke-4 itu... Ibnu Muljam berjanji akan membunuh Sayyidina Ali, dimana beliau berkata, bahawa membunuh Ali adalah utk mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat ( lihatlah betapa kuat kepercayaannya utk mengkafirkan Sahabat Nabi, Sayyidina Ali)... Maka beliau berjaya membunuh Sayyidina Ali, ... (Rujukan, Al Bidayah Wan Nihayah..).. dan sbg tambahan.. siapakah Ibnu Muljam itu ? Beliau bukannya calang-calang orngnya, merupakan Guru Al-Quran di zaman pemerintahan Sayyidina Umar r.a.... Tetapi 'kefahaman salah ' amat mudah menyesatkan / mengkafirkan orng.. Inilah akibatnya.. Berhati-hatilah kita semua...
Bukan sedikit yang dibunuh atas nama tuduhan kafir & sesat.. Imam Ahmad bin Hanbal diseksa dan dipenjara kerana dihukum sesat pada zamannya... ada juga yng meninggal dipenjara, spt Ibn Taimiyyah...
Drp kita sibuk menyesatkan orang lain, lebih baik kita pelajari ilmu agama, dari sesiapapun juga.. pelajari semua aliran dlm Islam dan mohon petunjuk dariNya.. sekurang-kurangya, kita telah berusaha 'mencarinya'... kerana zaman ini, semua yng digelar 'Ulama / Ustaz ' itu masing-masing mengatakan, diri merekalah yang benar... Kita terpaksa memilihnya sendiri..
Adalah amat malang bagi seseorang yang baru belajar agama, tetapi sudah memilih aliran atau guru-guru yang suka menghukum orang lain sesat tanpa hujjah. Akhirnya, penuntut 'ilmu ini akan terperangkap dalam perbahasan yang sia-sia dan hanya mengambil 'kata-kata' sang Guru yang belum tentu sejauh mana kebenarannya.
Nabi bersabda :
“Akan ada dalam umatku orang-orang yang kurang percaya diri,
lalu manusia kembali kepada ulama mereka, ternyata mereka itu kera-kera dan
babi-babi” (HR Al Hakim dalam Al Mustadrak dari Hazrat Abi Ummah r.a: dan
Kanzul-Umal, Juz XIV/38727).
Sifat babi yang kita ketahui adalah suka kepada kekotoran
atau najis dan tidak tahu malu yang bermaksud golongan ini bukan sahaja suka
meniru atau menurut sahaja, malah tidak tahu malu untuk melakukan dusta dan
fitnah. Golongan ini yang dimaksudkan oleh Rasulullah saw seperti “kera” dan “khinzir”
kerana mereka mengikut sahaja memfatwakan dan menabur fitnah-fitnah kepada
orang-orang Islam yang lain sebagai sesat dan bukan Islam padahal golongan yang
dikatakan sesat itu adalah orang Islam. Fitnah dan pembohongan ini yang
menyebabkan Rasulullah saw terpaksa menggunakan perumpamaan yang sangat keras
tersebut. Ini adalah kerana Rasululah saw mengetahui fitnah dan pembohongan
seperti ini akan menyebabkan berlakunya keganasan dan kekerasan dengan
menyerang, membakar, merosak, mencedera dan membunuh. Lebih biadap lagi, mereka
memakai dan melaungkan nama Allah swt (Yang Maha Pengasih dan Penyayang) semasa
melakukan perbuatan keji ini. Padahal Allah swt tidak suka kepada kerosakan:
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang berbuat kerosakan.” (28:77).
"berhati-hatilah kamu dengan setiap persangkaan kerana persangkaan itu adalah perkataan yang paling dusta"
(HR Bukhari & Muslim).
Sebagai penuntut Ilmu, hendaklah kita mengetahui bahawa kebenaran itu diambil dari dua sumber, iaitu Al-Quran dan Sunnah yang sahih. Sehebat manapun ulama, guru atau apa sahaja gelaran, mereka mesti berhujah dengan menyandarkan kepada dalil dari Quran dan Sunnah yang sahih. Apa sahaja pendapat manusia boleh diambil dan ditolak kecuali kata-kata Nabi SAW,
Imam Malik berkata (guru Imam Syaf'i) :
“Tiap-tiap orang boleh diambil perkataannya dan ditolak melainkan perkataan yang mempunyai kubur ini (sambil beliau menunjuk ke arah makam Nabi s.a.w).”
Zaman ini kita dapati pelbagai Ulama. Guru, Tok Guru, Ustaz dll yang datang kepada kita dengan membawa ajaran agama dengan slogan "Ajaran sayalah yang benar"... Maka apakah yang harus kita lakukan ?
Bagi saya, saya lebih suka mengambil pendekatan seperti seorang 'DOKTOR', dimana seseorang pesakit itu hanya ditentukan jenis penyakit dan rawatannya setelah pemeriksaan dan ujian yang teliti dilakukan. Begitu juga, seseorang yang dituduh kafir atau sesat itu perlu dibuktikan, ditegakkan hujjahnya sebelum menghukum. Baca buku-bukunya, baca tulisan para penyokongnya, telitikan sejauhmana kebenaran tuduhan yang dilemparkan oleh musuh-musuhnya. Tetapi sebelum itu, kita hendaklah 'berilmu' yang cukup untuk membuat keputusan menghukum, perlu ditanya, adakah kita 'doktor pakar' yang boleh merawat ? Adakah tahap keilmuan agama kita dapat melayakkan kita menghukum orang lain sesat dan kafir ? Atau hanya jadi alat peyambung lidah para pemfitnah. Bukankah 'kes-kes sulit' seperti ini kita rujukkan sahaja kepada mereka yang lebih layak dan bertanggungjawab seperti 'Majlis Fatwa' ? Janganlah dengan mudah merujuk kepada kumpulan tertentu yang hanya mengelola laman-laman sesawang yang belum tentu kebenarannya.
Ingatlah, menghukum sesat memerlukan nas syarak dan dalil-dalil yang qat'i yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah yang sahih.
Harus diingat, Nabi SAW bersabda :
Tidak halal bagi seorang Muslim memburuk-burukkan Muslim yang lain.
(HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ath-Thabrani).
Sabda Nabi s.a.w:“Sesiapa yang memanggil orang lain dengan ‘kafir’ atau ‘musuh Allah’ sedang
dia tidak begitu, maka tuduhan itu kembali kepadanya (penuduh)”. (Riwayat
al-Bukhari dan Muslim).
Daripada Abu Hurairah RA katanya :
Rasulullah SAW bersabda : Jika seorang lelaki berkata : Binasalah manusia, maka
dialah orang yang paling binasa. ( HR Muslim )
Tiga hal yang menjadi dasar Iman, pertama, adalah mencegah
diri untuk tidak menyakiti orang yang telah mengucapkan Laa Ilaha Illa Allah
(Tiada tuhan selain Allah), kita tidak mengkafirkannya karena sebuah dosa dan
tidak mengeluarkannya dari Islam karena sebuah perbuatan (amal). Kedua, Jihad
telah berlaku sejak Allah mengutusku hingga nanti umatku yang terakhir
memerangi Dajjal. Kedzaliman orang yang paling dzalim maupun keadilan orang
yang adil tidak akan menghalanginya. Ketiga, Iman kepada berbagai takdir.” (HR.
Abu Dawud).
Sumber :
Subscribe to:
Posts (Atom)