Saturday, January 16, 2016

ISIS DALAM TINJAUAN AHLUSSUNNAH

Oleh: Dr. Ali Musri Semjan Putra, MA.

• Pendahuluan
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam buat nabi kita yang mulia Muhammada shalallahu’alaihi wassalam beserta keluarga dan para sahabat beliau. Berangkat dari rasa ingin saling menasehati sesama muslim, kami meluangkan waktu untuk membahas salah satu topik aktual dewasa ini. Yaitu tentang Daulah Islamiyah Iraq dan Syam (داعش) yang lebih popular dengan ISIS (Islamis State of Iraq and Sham). Jika kita amati isu ISIS telah menjadi polemic baru di tengah-tengah masyarakat. Adanya pro dan kontra terhadap sesuatu yang baru muncul itu hal yang biasa. Akan tetapi suatu hal yang tidak bisa diterima dan dibenarkan sama sekali adalah memanfaatkan isu ISIS untuk menolak Islam dari jarak jauh dan dekat, lalu dikait-kaitkan dengan dakwah Ahlussunnah yang sedang bersemi di bumi nusantara ini. Dengan kata lain: memancing di air keruh…
Semoga tulisan kecil ini dapat menggambarkan siapa sebanarnya ISIS? dan bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap ISIS? selamat membaca! Semoga bermanfaat…


• Sejarah kelahiran ISIS
Gerakan ISIS bermula dari dibentuknya “Jamah Tauhid dan Jihad” di Iraq pada tahun 2004 oleh Abu Msh’ab Zarqowy. Kemudian pada waktu yang bersamaan Zarqowy menyatakan pembai’atannya terhadap pimpinan tertinggi Al Qoidah Usamah bin Ladin, dengan demikian ia langsung menjadi perwakilan resmi Al Qoidah di Iraq. Ketika Amerika menjajah Iraq pasukan Zarqowy sangat agresif dalam menentang penjajahan tersebut. Hal ini menyebabkan banyak pejuang Iraq yang bergabung dengan pasukan Zarqowy. Meskipun secara idologi mereka berbeda, akan tetapi kondisi perang menyebabkan mereka untuk bergabung dengan segala kekuatan dalam melawan penjajahan Amerika terhadap rakyat Iraq. Dengan berlalunya waktu pengaruh Zarqowy semakin kuat di tengah-tengah para pejuang Iraq dan jumlah pasukannya semakin bertambah dan membesar.
Pada tahun 2006 Zarqowy mengumumkan melalui sebuah rekaman tentang pembentukan ‘Majlis Syura Mujahidin” yang diketuai oleh Abdullah Rosyid Bagdady. Tujuan dari pembentukan “Majlis Syura Mujahidin” ini adalah untuk mengantisipasi perpecahan dikemudian hari antara berbagai kelompok pejuang yang tersebar di berbagai pelosok daerah Iraq. Namun sebulan setelah pernyataannya tersebut Zarqowy terbunuh, lalu posisinya digantikan oleh salah seorang tokoh Al Qoidah yang bernama Abu Hamzah Al Muhajir.
Kemudian pada akhir tahun 2006 sebagian besar pasukan “Majlis Syura Mujahidin” berhasil mengambil sebuah keputusan bersama untuk mendirikan Negara Islam Iraq di bawah pimpinan Abu Umar Bagdadi.
Lalu pada tanggal 19 April 2010 pasukan Amerika mengadakan penyerangan udara besar-besaran terhadap salah satu daerah Iraq yang bernama Tsar-tsar. Sehingga terjadilah pertempuran sengit antara pasukan pejuang Iraq dengan penjajah Amerika. Satu minggu setelah pertempuran tersebut pasukan Al Qoidah memberikan pernyataan melalui internet bahwa Abu Umar Bagdadi (Pimpinan Negara Islam Iraq) dan Abu Hamzah Muhajir (Pimpinan Majlis Syura Mujahidin) telah terbunuh dalam pertempuran tersebut di kediaman mereka. Sekitar sepuluh hari berselang dari meninggalnya kedua orang tersebut diadakanlah rapat Majlis Syura Negara Islam Iraq. Dalam rapat Majlis Syura tersebut terpilihlah Abu Bakar Bagdadi sebagai pengganti Abu Umar Bagdadi menjadi Pimpinan Negara Islam Irag.
Abu Bakar Bagdadi, nama aslinya Ibrohim bin ‘Awad bin Ibrohim Al badri lahir disalah satu daerah di Iraq yang bernama Saamuraa’ pada tahun 1971. Ia adalah Alumni S3 Universitas Islam Bagdad yang berprofesi sebagai pengajar/ dosen. Saat Amerika menjajah Iraq Abu bakar Bagdadi bangkit ikut berjuang bersama rakyat Iraq di Saamuraa’, seketika itu ia hanya memimpin sebuah pleton kecil. Kemudian ia berkerjasama dengan beberapa orang yang terindikasi memiliki ideologi teroris untuk membentuk sebuah pasukan perang tersendiri. Saat Zarqowi mengumumkan pembentukan “Majlis Syura Mujahidin” tahun 2006 ia termasuk diantara pimpinan pasukan mujahidin yang bergabung kedalamnya. Saat itu ditunjuklah ia sebagai anggota Majlis Syura sekaligus menduduki posisi untuk menangani bagian pembentukan dan pengaturan urusan kesyariatan dalam “Majlis Syura Mujahidin”. Pada akhirnya ia menjadi orang kepercayaan Abu Umar Bagdadi dan ditunjuk sebagai penggantinya oleh Abu Umar Bagdadi sebagai pimpinan Negara Islam Iraq setelahnya. Inilah sekilas kronologi terpilihnya Abu Bakar Bagdadi sebagai pimpinan Negara Islam Iraq yang kemudian setelah meluaskan sayapnya ke Suriah dan mengklaim daerah-daerah yang sudah dibebaskan oleh para mujahidin lain dari kekuasan Basyar Asad dan menamakan kekuasaanya dengan Negara Islam Iraq dan Syam (ISIS) pada tanggal 9 April 2013.
• Sekilas bagaimana berdirinya ISIS
Setelah terjadinya perperangan di Suriah pada tahun 2011 antara tentara Basyar Asad dengan pasukan penentang penguasa, sebagian kelompok-kelompok mujahidin di Iraq ikut bergabung membantu pasukan penentang penguasa. Pada awal tahun 2014 pasukan penentang penguasa berhasil menguasai sebagian besar dari wilayah suriah, terutama perbatasan antara Suriah dan Iraq. Di antara pasukan yang membantu perjuangan Rakyat Suriah melawan pemerintahan Basyar Asad adalah pasukan Jabhah Nusroh yang merupakan pewakilan Al Qoidah untuk wilayah Syam di bawah pimpinan Abu Muhammad Al Faatih dan lebih popular dengan panggilan Al Jauwlaany. Diantara tokoh-tokoh Al Qoidah yang loyal dengan pasukan Jabhah Nusroh adalah Aiman Zawahiri, Abu Qotadah Palestini dan Abu Muhammad Maqdisi.
Pada tanggal 9 April 2013 Abu Bakar bagdadi mengumumkan melalui sebuah rekaman bahwa pasukan Jabhah Nusroh adalah bagian dari Negara Islam Iraq. Dan ia mengganti penyebutan Jabhah Nusroh dengan nama Negara Islam Iraq dan Syam (ISIS). Selang beberapa hari setelah itu Abu Muhammad Al Jaulaany sebagai pimpinan Jabhah Nusroh menjawab pernyataan Abu Bakar Bagdadi dalam sebuah rekaman pula. Dalam rekaman tersebut ia menjelaskan tentang hubungan antara Negara Islam Iraq dengan Jabhah Nusroh. Kemudian ia menyatakan penolakan keinginan Abu bakar Bagdadi untuk menggabungkan Jabhah Nusroh kedalam Negara Islam Iraq yang dipimpin Bagdadi. Setelah itu ia manyatakan pembai’atannya terhadap pasukan Al Qoidah di Afganistan. Selang beberapa hari setelah itu pimpinan Al Qoidah yang lainnya mendukung pernyataan penolakan terhadap pernyataan Abu Bakar Bagdadi. Secara tegas Aiman Zawahiri sekitar bulan November 2013 menyatakan bahwa ISIS bukan bagian dari Al Qoedah dan Al Qoidah berlepas diri dari ISIS yang kejam dan bengis terhadap sesama muslim. Bahkan para tokoh Al Qoedah di berbagai Negara menyebut bahwa ISIS adalah kaum Khawarij kotemporer karena sangat eksrim terhadap muslim di luar kelompok mereka, dengan sebutan murtad. Mereka melakukan aksi-aksi kekerasan yang sangat naif terhadap rakyat sipil dan pasukan mujahidin lain, baik di Iraq maupun di suriah.
Pada awalnya Abu Bakar Bagdadi hanya ditugaskan untuk pembebasan Iraq, adapun Suriah sudah dibawah kendali pimpinan Al Qoidah Syam. Alasan lain adalah akan terjadinya kekacauan antara sesama kelompokmu.
Mujahidin yang sedang berjihad dilapangan tempur bila ada pengleman pendirian Negara, karena hal ini perlu dibicarakan dengan seluruh elemen yang berjuang dalam pembebasan Suriah. Dari saat itu mulailah terjadi gesekan antara ISIS dengan pasukan-pasukan lain yang sedang berjuang melawan pasukan Basyar Asad di Suriah. Hari demi hari ISIS semakin menunjukkan kebiadabannya baik terhadap mujahidin lain yang diluar pasukan mereka maupun terhadap rakyat sipil yang tidak berdosa. Mereka meledakkan pos-pos mujahidin dan tempat-tempat pengunsian sipil dengan bom mobil.
Bahkan mereka menghadang konvoi bantuan makanan dan kesehatan di tengah perjalanan yang disalurkan oleh relawan kemanusian dari berbagai Negara muslim di dunia untuk rakyat suriah yang sedang berada di pengungsian. Lalu bantuan bahan makanan dan kesehatan tersebut mereka rampas, bahkan sebahagian dari tim relawan yang membawa natuan tersebut ada yang mereka siksa atau mereka bunuh.
Pada tgl 29 Juni 2014 juru bicara ISIS memaklumatkan Abu Bakar Bagdadi sebagai Kholifah Muslimin dan penyebutan Negara dirubah dari ISIS menjadi Negara Islam. Dari sinilah ISIS melihat setiap orang yang enggan untuk membai’at Abu Bakar Bagdadi adalah kafir karena telah menetang penegakan Negara Islam dan penerapan syariat Islam. Dan mereka melihat memerangi dan membunuh kaum murtad didahulukan dari memerangi orang kafir asli. Sehingga tidak sedikit kaum muslimin yang mereka bunuh, baik dari kalangan mujahidin, maupun rakyat sipil dari wanita dan anak-anak dengan cara yang amat keji dan kejam. Perbuatan biadab tersebut mereka sebarkan melalui internet. Tujuan mereka memperlihatkan kekejian tersebut adalah sebagai ancaman dan untuk membuat ketakutan bagi orang yang enggan menerima keputusan mereka. Semenjak diprolamirkan berdirinya ISIS, semenjak itu pula terjadi pembunuhan dan pembantaian terhadap sesama muslim dan terhadap jiwa-jiwa tidak berdosa baik di Iraq maupun di Suriah.
• Kesesatan Ideologi ISIS
Berikut ini kita sebutkan beberapa kesesatan ISIS yang paling fatal dan persis sama dengan sifat-siafat Khawarij yang dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi, diantara adalah:
Pertama: Mengklem bahwa pimpinan mereka adalah sebagai Khalifah yang wajib dibai’at dan dita’ati oleh setiap muslim.
Semenjak kemunculan khawarij dalam sejarah Islam mereka selalu mengklem bahwa pemimpin mereka adalah pemimpin yang sah dan mutlak untuk ditaati. Karena menurut mereka seorang pemimpin harus terlepas dari dosa-dosa besar. Bila seorang pemimpin terjatuh kedalam dosa besar maka menurut mereka pemimpin tersebut wajib diganti. Bahkan harus dibunuh karena ia telah kafir dengan dosa tersebut, kecuali taubat dan menyatakan keislamannya kembali. Oleh sebab itu sejak dulu Negara Khawarij tidak pernah stabil dan bertahan lama. Selama pemimpin mereka manusia, maka ia sangat berpeluang untuk jatuh kedalam dosa. Sangat sulit dan tidak akan pernah ada pemimpin yang bebas dari dosa.
Pengklaiman seorang penguasa tentang dirinya sebagai Khalifah umat Islam sudah sering terjadi dalam sepanjang sejarah umat Islam setelah umat Islam mengalami kemunduran dalam kekuatan politik semenjak masa Dinasti Umawiyah, Abasiyah sampai Dinasti Utsmaniyah. Bahkan tidak sedikit pula diantara mereka yang mengaku sebagai Imam Mahdi akhir zaman. Terakhir peristiwa pengkleman tesebut dilakukan oleh kelompok Juhayman di kota Makkah pada tahun 1979 . Peristiwa-peristiwa tersebut telah memakan korban yang cukup banyak dari kalangan kaum muslimin. Hal yang melatar belakangi peristiwa-peristiwa serupa biasanya dimulai dari proses dalam pembelajaran agama yang jauh dari bimbingan para ulama. Terutama dalam memahami dalil-dalil yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di akhir zaman. Kemudian ditambah lagi oleh kondisi umat yang memprihatinkan, membuat sebagian orang ingin menjadi pahlawan di siang bolong. Dan sebab yang lebih dominan adalah kecintaan terhadap kekuasaan, sebagian orang ada yang menjadikan argumentasi agama demi mencapai tujuan hawa nafsunya. Maka Abu Bakar Bagdady bukanlah orang pertama yang mengaku dirinya sebagai Khalifah dalam sejarah Islam. Bahkan di antara mereka yang mengaku sebagai Khalifah terdapat orang jauh lebih baik kepribadiannya dari Abu Bakar Bagdadi. Akan tetapi pengakuan mereka tersebut berlaku pada wilayah yang mereka kuasai semata. Disebut khalifah karena ia pengganti penguasa sebelumnya, bukan dalam artian khalifah sebagai penguasa umat Islam di seluruh penjuru dunia .
Maka khalifah dalam pengertian tersebut, bisa disamakan pada setiap pemimpin muslim yang memimpin kaum muslimin di wilayah Negara manapun.
Dijelaskan oleh Syeikh Muhamad Mubarakfuri bahwa pada abad ke 5H banyak sekali penguasa yang menyebut dirinya khalifah. Di Andalus ada lima orang, masing-masing menyebut dirinya khalifah dan termasuk pula penguasa Mesir dan Dinasti Abasiyah di Bagdad, sampai yang mengaku khalifah di berbagai penjuru dunia dari kalangan Alawiyah dan khawarij. Hal inilah yang dimaksud oleh sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam: “Akan terdapat khalifah-khalifah yang terlalu banyak” . (HR. Muslim).
Hal yang senada juga dijelaskan imam Nawawi dalam kitabnya “Syarah Shohih Muslim” .
Adapun Khilafah dalam artian melindungi segenap umat Islam di seluruh pelosok sedunia, telah dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bahwa pemerintahan yang berbentuk kekhalifahan seperti ini hanya berlangsung selama 30 tahun setelah beliau wafat. Kemudian setelah itu bentuk pemerintahan akan berubah menjadi kerajaan.
Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda:
«الخلافة في أمتي ثلاثون سنة ثم ملك بعد ذلك». رواه الترمذي وصححه الألباني.
“Kekhilafahan di tengah umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah kerajaan” .
Kedua: Mengkafirkan setiap muslim yang tidak mau membai’at khalifah mereka.
Salah satu dari kebiasaan orang-orang khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran mereka dalam mengkafirkan orang muslim yang tidak mau menerima pandangan dan pendapat mereka. Jika duhulu mereka berani mengkafirkan seperti Ali bin Abi Tholib radhiallahu ‘anhu sahabat yang mulia dan dijamin masuk surga oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam, bagaimana dengan pemimpin setelahnya atau pemimpin-pemimpin yang ada saat ini? Jika zaman sekarang mereka berani mengkafirkan Syeikh Bin Baz bagaimana dengan ulama yang lainnya?
Sesuai dengan berbagai informasi yang kita peroleh dari berbagai sumber, pasukan ISIS sangat mudah mengobral ponis kafir terhadap muslim yang di luar kelompok mereka.
Rasul kita Muhammad shalallahu’alaihi wassalam telah memperingatkan umatnya dari jauh-jauh hari agar mereka tidak bermudah-mudah dalam memponis murtad atau kafir antara sesama mereka. Dimana bila seorang muslim dituduh kafir oleh sorang muslim lain, maka ucapan tersebut melekat pada salah seorang mereka. Bila yang dituduh tidak demikian adanya, maka ucapan tersebut kembali kepada orang yang menuduh kafir.
«إِذَا كَفَّرَ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا». رواه البخاري ومسلم.
“Apabila seseorang mengkafirkan saudaranya maka sungguh salah seorang dari keduanya telah terkena kalimat tersebut” .
Dalam riwayat lain berbunyi:
« أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ لأَخِيهِ يَا كَافِرُ. فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ ».
“Siapaun yang berkata kepada saudaranya: Hai kafir! maka sungguh salah seorang dari keduanya telah terkena kalimat tersebut, jika adanya seperti ia ucapkan, dan jika tidak maka ucapan tersebut kembali kepada yang mengucapkannya” .
Ketiga: Menghalalkan darah setiap orang yang tidak mau membai’at khilafah mereka.
Diantara kesesatan khawarij dari sejak dulu kala dengan menghalalkan darah orang yang di luar kelompok mereka. Bahkan sesama kelompok khawarij sekalipun dengan alasan yang sangat sepele mereka dengan mudah melakukan pembunuhan. Meskipun orang yang akan mereka eksekusi nyata-nyata mengucapakan dua kalimat syahadat di hadapan mereka secara jelas, akan tetapi mereka tetap menyiksa dan membunuhnya dengan cara sadis dan kejam. Bahkan mereka meledakkan masjid yang dipenuhi oleh jamaah menunaikan sholat jum’at.
Dalam dokrin ISIS memerangi muslim yang di luar kelompok mereka yang mereka sebut sebagai orang yang murtad lebih utama untuk dibunuh dan diperangi sebelum memerangi orang-orang kafir asli.
Lihatlah bagaimana yang dilakukan oleh pendahulu mereka terhadap seorang sahabat nabi yang bernama Abdullah bin Khabbaab, mereka membunuhnya dan membelah perut isterinya sedang hamil di hadapannya.
Sesuai dengan informasi yang kita dapatkan dari orang yang langsung menyasikan kekejam ISIS, sungguh perbuatan mereka jauh lebih keji, lebih kejam, lebih sadis dan lebih hina dari khawarij-khawarij yang terdahulu.
Bahkan mereka melakukan pembunuhan secara membabi buta, tanpa memperdulikan orang baik atau bukan, orang yang diberi jaminan keamanan atau bukan.
Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda:
«مَنْ خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عُمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ أَوْ يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا وَلاَ يَتَحَاشَ مِنْ مُؤْمِنِهَا وَلاَ يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ فَلَيْسَ مِنِّى وَلَسْتُ مِنْهُ». رواه مسلم
“Barangsiapa yang meninggalkan ketaatan kepada pemimpin dan keluar dari jama’ah (persatuan)! Lalu ia mati, maka ia mati dalam kejahilian. Barangsiapa yang berperang di bawah bendera kesesatan, ia marah demi kelompok tertentu atau karena mengajak kepada kelompok tertentu, atau karena mendukungnya! Lalu ia terbunuh, maka ia terbunuh dalam kajahilian. Barangsiapa yang memberontak atas umatku, ia membunuh orang baik maupun yang jahat, dan tidak memperdulikan orang beriman sekalipun, demikian pula tidak menepati janji bagi orang yang diberi perjanjian! Maka ia tidak termasuk bagian dariku dan aku tidak termasuk bagian darinya” . (HR. Muslim).
Berkata Imam Bukhari: Oleh sebab itu Ibnu Umar memandang mereka adalah seburuk-buruk makhluk, karena mereka mengambil ayat-ayat yang turun tentang orang kafir lalu mereka menjadikannya untuk orang-orang mukmin .
Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam senantiasa memberikan nasehat kepada pasukan yang beliau utus untuk sebuah perperangan agar tidak membunuh anak-anak:
«اغْزُوا بِاسْمِ اللَّهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ اغْزُوا وَلاَ تَغُلُّوا وَلاَ تَغْدِرُوا وَلاَ تَمْثُلُوا وَلاَ تَقْتُلُوا وَلِيدًا» رواه مسلم.
“Berperanglah di jalan Allah dengan menyebut nama Allah! perangi orang yang kafir kepada Allah! Jangan berbuat curang! jangan mengambil harta rampasan perang sebelum pembagian! Jangan lakukan penyiksaan! Dan jangan kalian bunuh anak-anak!” .
Dalam sebuah perperangan Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam mendapatkan kabar ada anak-anak kecil yang terbunuh, lalu beliau bersabda:
((مَا بَالُ أَقْوَامٍ جَاوَزَهُمُ الْقَتْلُ الْيَوْمَ حَتَّى قَتَلُوا الذُّرِّيَّةَ]، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا هُمْ أَوْلاَدُ الْمُشْرِكِينَ، فَقَالَ: “أَلاَ إِنَّ خِيَارَكُمْ أَبْنَاءُ الْمُشْرِكِينَ ثُمَّ قَالَ: “أَلاَ لاَ تَقْتُلُوا ذُرِّيَّةً أَلاَ لاَ تَقْتُلُوا ذُرِّيَّةً)). رواه أحمد وصححه الألباني.
“Apa gerangan ada kaum pada hari ini melampoi batas dalam membunuh sehingga ada yang membunuh anak-anak. Lalu seseorang berkata: Ya Rasulullah! Mereka tersebut anak-anak orang musyrikin. Beliau menjawab: Bukahkah orang yang terbaik diantara kalian hari ini adalah anak-anak orang musyrikin? Kemudian beliau bersbada: “Ketahuilah, Jangan kalian membunuh anak-anak! Ketahuilah jangan kalian membunuh anak-anak” .
Dalam aksinya orang-orang ISIS tidak segan-segan meledakan masjid yang dipenuhi oleh jama’ah sedang menunaikan sholat Jum’at. Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam melarang melakukan penyerangan terhadap perkampungan yang ada masjid di dalamnya atau terdengar suara azan dari kampung tersebut.
«إِذَا رَأَيْتُمْ مَسْجِدًا أَوْ سَمِعْتُمْ مُؤَذِّنًا فَلاَ تَقْتُلُوا أَحَدًا». رواه أبو داود وصححه الألباني
“Apabila kalian melihat masjid atau mendengar suara Muadzin maka jangan kalian membunuh seorangpun” .
Kalau kita perhatikan di masa kekhalifahan Ali bin Abi Tholib radhiallahu ‘anhu ada sebagian kaum muslimin yang tidak mau membai’at beliau. Akan tetapi beliau tidak pernah mengkafirkan apalagi membunuh mereka. Bahkan orang-orang khawarij yang mengkafirkan dan menentang beliau tidak beliau kafirkan. Meskipun beliau pada akhirnya meninggal karena dibunuh oleh seorang khawarij yang bernama Ibnu Muljam.
Jika Amirul mukminin Ali bin Abi Tholib radhiallahu ‘anhu tidak mau melakukan pemaksaan terhadap orang yang tidak mau membai’at beliau. Lalu apakah Abu Bakar Bagdadi layak untuk memaksa agar orang harus membai’atnya? Tidakkah ia merasa malu terhadap dirinya sendiri.
Keempat: Mewajibkan setiap muslim untuk membatalkan bait’at mereka kepada pemimpin Negara mereka masing-masing.
Hal ini sangat berpontesi menjadikan kaum muslimin untuk dicurigai dan dimata-matai oleh pemerintah mereka, bahkan menyebabkan sebagian mereka ditangkap dan dihukum. Namun apakah mereka mendapat pembelaan dari orang-orang ISIS di sana? Apakah ISIS tahu tentang keadaan mereka dan dapat berbuat sesuatu untuk mereka?
Bahkan yang lebih fatal lagi dari itu semua, hal ini akan memancing terjadinya pemberontakan dan pembunuhan di banyak Negara muslim. Perbuatan mereka jelas-jelas sangat menentang dalil-dalil agama. Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam telah memperingatkan umat terhadap kondisi ini dalam sabdanya:
«وَسَتَكُونُ خُلَفَاءُ فَتَكْثُرُ». قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ «فُوا بِبَيْعَةِ الأَوَّلِ فَالأَوَّلِ وَأَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ». رواه البخاري ومسلم.
“Akan terdapat khalifah-khalifah yang terlalu banyak”, para sahabat bertanya: apa perintahmu untuk kami? Jawab Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam: “Penuhi bai’at yang pertama terlebih dahulu dan berikan hak mereka, sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban mereka terhadap apa yang Allah tugaskan kepada mereka” .
Hadits ini menegaskan kepada kaum muslimin dalam kondisi banyaknya orang mengaku dirinya sebagai kholifah untuk tetap taat dan setia terhadap pemimpin mereka yang pertama.
Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam telah memperingatkan umat Islam tentang bagaimana menyikapi orang yang memecah bela persatuan kaum muslimin. Berkata ‘Arfajah: aku mendengar Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda:
«إِنَّهُ سَتَكُونُ هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يُفَرِّقَ أَمْرَ هَذِهِ الأُمَّةِ وَهْىَ جَمِيعٌ فَاضْرِبُوهُ بِالسَّيْفِ كَائِنًا مَنْ كَانَ».
“Sesungguhnya akan terjadi kekacauan dan kekacauan, Barangsiapa yang ingin memecah bela persatuan umat ini sedangkan mereka bersatu (dibawah pemimpin), maka hendaklah kalian penggal leher orang tersebut dengan pedang siapapun orangnya” .
Hadits ini memberikan ketegasan untuk menjaga persatuan di bawah penguasa yang resmi. Dan kita wajib melakukan penolakan terhadap setiap orang yang berusaha memecah bela antara kaum muslimin dengan pemimpin mereka.
Kelima: Kebodohan mereka tentang ajaran agama terutama perkara yang berkaitan jihad dan khilafah.
Maka sifat-sifat mereka persis sama dengan sifat orang-orang Khawarij yang yang telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam dalam sunnahnya. Oleh sebab itu tidak ada perbedaan pendapat di tengah para ulama Ahlussunnah untuk menyebut mereka sebagai Khawarij kontemporer. Bahkan tokoh-tokoh dari kalangan kelompok Al Qoidah sendiri menyebut ISIS sebagai kelompok Khawarij yang paling eksrim dalam sejarah.
Berbagai sepak terjang yang dilakukan oleh ISIS terhadap kaum muslimin di luar kelompok mereka. Seperti penyembelihan dan pembunuhan yang mereka lakukan terhadap orang-orang muslim dan nyawa-nyawa yang tidak berdosa adalah bukti kejahilan mereka dengan ajaran agama yang mulia ini. Terlebih-lebih lagi bila kita mendengarkan berbagai alasan mereka dalam melakukan tindakan biadap tersebut. mereka benar-benar persis dengan sifat khawarij yang terdapat dalam hadits-hadits berikut ini.
عن يسير بن عمرو قال قلت لسهل بن حنيف: هل سمعت النبي shalallahu’alaihi wassalam يقول في الخوارج شيئا؟ قال سمعته يقول وأهوى بيده قبل العراق ((يخرج منه قوم يقرؤون القرآن لا يجاوز تراقيهم يمرقون من الإسلام مروق السهم من الرمية)). رواه البخاري.
Yasir bin Amru bertanya kepada Sahal bin Hanif: Apakah kamu pernah mendengar Nabi shalallahu’alaihi wassalam berbicara tentangKhawarij? Jawab Sahal: Aku mendengar beliau bersabda sambil menunjuk dengan tangannya ke arah Bagdad. “Akan keluar dari daerah sana sekelompok kaum yang gemar membaca Al qur’an akan tetapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama Islam seperti keluarnya anak panah dari busurnya” .
Para ulama menerangkan maksud dari kata-kata “gemar membaca Al qur’an akan tetapi tidak melewati kerongkongan mereka” mereka tidak memahami tentang apa yang mereka baca dan bacaan tersebut tidak memperbaiki keyakinan mereka, karena isi bacaan mereka tersebut tidak masuk kedalam hati mereka dalam bentuk ilmu. Tentu hal ini yang menyebabkan mereka bodoh tentang ajaran agama. Bahkan digambarkan kecepatan mereka keluar dari agama bagaikan secepat anak panah dari busurnya.
Dalam hadits yang lain diperjelas lagi tentang gambaran kebodohan mereka. Berkata Ali bin Abi tholib radhiallahu ‘anhu aku mendengar Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam bersabda:
«سَيَخْرُجُ فِى آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ». متفق عليه.
“Akan keluar di akhir zaman sekelopok orang, berusia muda, berpikiran dungu. Mereka mengatakan sebaik-baik ucapan manusia. Mereka gemar membaca Al qur’an akan tetapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama Islam seperti keluarnya anak panah dari busurnya” .
Dalam melakukan berbagai aksinya orang-orang khawarij menggunakan simbol-simbol agama dan merasa membela agama Allah. Tetapi tanpa mereka sadari, pada hakikatnya mereka merobohkan agama Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam tentang mereka:
«سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى اخْتِلاَفٌ وَفُرْقَةٌ قَوْمٌ يُحْسِنُونَ الْقِيلَ وَيُسِيئُونَ الْفِعْلَ -إلى أن قال- يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ». رواه أبو داوه وصححه الأباني
“Akan terjadi di tengah-tengah umatku perselisihan dan perpecahan, sekelompok kaum yang indah dalam ungkapan namun buruk dalam perbuatan”. (sampai pada ungkapan beliau): “Mereka mengajak kepada kitab Allah,tetapi mereka tidak termasuk kedalamnya sedikitpun. Orang yang menetang mereka lebih baik di sisi Allah dari pada mereka” .
Dalam lafazh yang lain berbunyi:
«يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ يَحْسِبُونَ أَنَّهُ لَهُمْ وَهُوَ عَلَيْهِمْ ».
“Mereka membaca Al Qur’an, hal itu mereka kira (hujjah) bagi mereka namun sesungguhnya hal itu (hujjah) di atas mereka” .
• Tingkatan Khawarij dalam pengkafiran dan pembunuhan:
1. Mengkafirkan Pejabat Tinggi Negara saja.
2. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan Pasukan Kemanan yang menangulangi teroris.
3. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan seluruh Pasukan Keamanan Negara.
4. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan para ulama yang loyal kepada mereka.
5. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan setiap orang yang loyal kepada mereka.
6. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak,tetapi mereka tidak menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan.
7. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak, sekaligus menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan yang berada di lokasi perlawanan mereka.
8. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh setiap pribadi yang diluar kelompok mereka, kecuali wanita dan anak-anak.
9. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh dengan sadis setiap pribadi yang diluar kelompok mereka sekalipun orang tua renta, wanita dan anak-anak kapan dan dimanapun mereka berada.
Dalam tingkatan Khawarij melakukan pengkafiran dan pembunuhan sebagaimana yang terdapat dalam uraian di atas, maka ISIS menempati urutan terakhir yaitu tingkat yang paling eksrim dalam pengkafiran dan paling sadis dalam pembunuhan.
• Kesimpulan
1. ISIS adalah pecahan dari kelompok Al Qoidah, yang jauh lebih eksrim dan sadis dalam melakukan pembunuhan dari kelompk Al Qoidah lainnya.
2. Mereka lebih tepat untuk disebut sebagai Khawarij kontemporer yang harus dicegah dan diantipasi perkembangannya.
3. ISIS adalah kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam baik secara dokrin maupun prilaku.
4. Segala sikap dan prilaku mereka tidak boleh disandarkan kepada Islam, apalagi dikatakan sebagai ajaran Islam.
5. Setiap muslim hendaknya melakukan kewaspadaan diri dan keluarga mereka dari pengaruh dorin dan gerakan ISIS.
• Penutup
Demikian sekilas tentang hakikat Negara ISIS, berikuti ini berberapa sumber yang bisa dirujuk dalam pembahasan ini:
-http://www.alalam.ir/news/1552479
-http://www.ahraralsham.com/?p=2941
-http://www.dawaalhag.com/?p=8114
-http://justpaste.it/dls1
-http://justpaste.it/dlai
-http://halabnews.com/news/36562
-http://halabnews.com/news/36822
-http://halabnews.com/news/39875
-http://halabnews.com/news/42816
-http://halabnews.com/news/44617
-http://youtube.com/user/sada1altwed
-http://www.youtube.com/watch?v=x4Cx3khjyu0
- http://www.youtube.com/watch?v=p4F0xV529Ps
- https://www.youtube.com/watch?v=ZtwhsBDbj7I
- https://www.youtube.com/watch?v=38G_pkidJBo
- https://www.youtube.com/watch?v=uSeccbk0O60
- https://www.youtube.com/watch?v=PLH5AmP4gRY
- https://www.youtube.com/watch?v=87OkMlChTQ4


Sumber : http://dzikra.com/isis-dalam-tinjauan-ahlussunnah/

No comments: