Wednesday, October 14, 2009

How to Build Self Confidence - wikiHow

How to Build Self Confidence - wikiHow

You want to be confident and feel confident, but what if you're starting with little or no confidence? How do you get from Point A to Point B? True self-confidence isn't an overnight acquisition. It takes dedication to realize you are a good human being that is worthy of respect and you have to believe in yourself.

[edit]Steps

  1. Recognize your insecurities. What does that voice in the back of your mind say? What makes you ashamed of yourself? This could be anything from acne, to regrets, your weight, or friends at school. Whatever is making you feel unworthy, ashamed, or inferior, identify it, give it a name, and write it down.
  2. Don't view yourself as inferior to others. Don't walk around with the subconscious mindset that others are better or more qualified than you, whether it's related to work, school, or just socializing. To a certain degree, it's good to walk around with a feeling of superiority. However, don't take this too far, or you'll come across as a jerk.
  3. Talk about it with friends and loved ones. Wear it on your sleeve. Each day you should chip away at it; wear it down. There's no quick fix. Get to the root of the problem; focus on it and understand that you need to resolve each issue before you can move on.
  4. Remember that no one is perfect. Even the most confident people have insecurities. At some point in any of our lives, we may feel we lack something. That is reality. Learn that life is full of bumps down the road.
  5. Identify your successes. Everyone is good at something, so discover the things at which you excel, then focus on your talents. Give yourself permission to take pride in them. Give yourself credit for your successes. Inferiority is a state of mind in which you've declared yourself a victim. Do not allow yourself to be victimized. Express yourself, whether it's through art, music, writing, etc. Find something you enjoy. Everyone is born with talents and strengths. You can develop and excel in yours. If it's difficult to name two or three things you have some ability in or just plain love to do, think about things others do that you would like to do too and take some lessons or join an enthusiasts club. When you're following your passion, not only will it have a therapeutic effect, but you'll feel unique and accomplished, all of which can help build your self confidence. Plus, adding a variety of interests to your life will not only make you more confident, but it will increase your chances of meeting compatible friends!
  6. Be thankful for what you have. A lot of the times, at the root of insecurity and lack of confidence is a feeling of not having enough of something, whether it's emotional validation, good luck, money, etc. By acknowledging and appreciating what you do have, you can combat the feeling of being incomplete and unsatisfied. Finding that inner peace will do wonders for your confidence.
  7. Be Positive, even if you don't feel positive. Avoid self-pity, or the pity and sympathy of others. Never allow others to make you feel inferior--they can only do so if you let them. If you continue to loathe and belittle yourself, others are going to do and believe likewise. Instead, speak positively about yourself, about your future, and about your progress. Do not be afraid to project your strengths and qualities to others. By doing so, you reinforce those ideas in your mind and encourage your growth in a positive direction.
  8. Accept compliments gracefully. Don't roll your eyes and say, "Yeah, right," or shrug it off. Take it to heart and respond positively ("Thank you" and a smile works well).
  9. Look in the mirror and smile. Studies surrounding what's called the "facial feedback theory" suggest that the expressions on your face can actually encourage your brain to register certain emotions. So by looking in the mirror and smiling every day, you might feel happier with yourself and more confident in the long run. It also helps to talk to yourself in the mirror. It helps your speaking skills.
  10. I am gorgeous, huh?
    I am gorgeous, huh?
    Fake it. Along the same lines of smiling to make yourself feel happy, acting confident might actually make you believe it. Pretend you're a completely confident version of you; go through the motions and see how you feel
  11. Stick to your principles. It might be tough, but if you don't have something you can believe in, you don't have anything. If you don't stand for something, you will fall for anything. No matter what's happened in your life, you can always lay claim to the fact that from this day forward, you've followed your principles to the best of your ability.
  12. Help others. When you know you're kind to the people around you, and are making a positive difference in other people's lives (even if it's just being kinder to the person who serves you coffee in the morning), you'll know that you are a positive force in the world--which will boost your self confidence. Govolunteer twice a month at an elementary school. Bake something for your neighbor for no reason. Confidence that you have earned is the most long-lasting.
  13. Don't Care What Other People Think You shouldn't care about what other people will think or are going to think because what's important is that you are fine with yourself and if you're fine with yourself, others will be fine with you!
  14. Remember If someone insults you and puts you down, just remember,that they are not perfect either.
  15. Look at yourself in the mirror and list all of the positive qualities that you have. Doing this every day can help to build a better self-view of yourself.
  16. Work hard- Keep on doing your work honestly. Have a target in your life.Focus on it. Do anything to reach that target and see how that inner feeling of confidence comes to you.

Sunday, September 27, 2009

Cara Bersuci Ketika Dibalut Anggota?

Disiarkan pada Mar 09, 2009 dalam kategori Ibadah |

Soalan: Seorang yang tercedera akibat kemalangan atau apa sahaja, lalu anggota dibalut, apakah yang dia perlu lakukan untuk berwuduk atau mandi wajib?


Jawapan: Dalam masalah ini, kebanyakan ulama menyatakan: Dia hanya perlu menyapu air pada balutan berkenaan. Dia tidak perlu menyampaikan air pada kulit di bawah balutan tersebut. Bab ini dipanggil al-Mash ‘ala al-Jabirah wa al-‘Isabah iaitu menyapu di atas balutan patah dan luka.

Namun begitu oleh kerana hadith-hadith dalam masalah ini kesemuanya tersangat daif, ini seperti yang dinyatakan oleh para ulama hadith seperti al-Baihaqi, dan tegaskan lagi oleh al-Albani dalam Tamam al-Minnah, maka berlaku perbezaan pendapat di kalangan ulama dalam masalah ini.
Apa yang dapat dirumuskan dari perbahasan para ulama fekah, ialah dua pendapat yang mudah diikuti;

Pertama: Hanya perlu sapu di atas balutan tersebut. Dia tidak diwajibkan berwuduk sebelum memakai balutan tersebut. Ketika berwuduk atau mandi wajib dia hanya perlu sapu air di atas balutan tersebut, tanpa perlu membasuhnya, atau melalukan air di bawahnya, atau menanggalkannya. Inilah pendapat terpilih daripada kebanyakan ulama Fekah. (‘Abd al-Karim Zaidan, Al-Mufassal fi Ahkam al-Mar`ah, jld 1, m.s. 140, Beirut: Muassasah al-Risalah 1994).

Kedua: Disebabkan hadith-hadith dalam perkara ini terlalu daif, maka terdapat ulama fekah yang berpegang kepada tidak wujud hukum sapuan atas balutan patah atau luka. Sebaliknya anggota yang cedera, atau dibalut tersebut tidak perlu sebarang sapuan atau basuhan kerana telah gugur kewajipan syarak ke atas anggota tersebut. Ini pendapat yang dikemukakan oleh al-Imam Ibn Hazm al-Andalusi (wafat 456H). Kata beliau ketika memberikan alasan pandangannya : “Dalilnya firman Allah:

(maksudnya) “Allah tidak bebankan kepada seseorang kecuali apa yang dia terdaya”.

Juga sabda Nabi s.a.w:

وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُم

“Apabila aku perintah kamu dengan sesuatu perintah, maka datangilah ia dengan kadar kemampuan kamu” (Riwayat al-Bukhari)
Berdasarkan dalil al-Quran dan al-Sunnah, sesuatu kewajipan gugur apabila yang seseorang tidak mampu. Maka gantian kepada yang gugur itu hendaklah berasaskan syarak. Syarak pula tidak wajib diikuti kecuali adanya dalil daripada al-Quran atau sunnah. Namun, tiada dalil al-Quran atau sunnah yang menggantikan basuhan dengan sapuan atas balutan patah atau ubat bagi anggota yang tidak mampu dibasuh”.( Ibn Hazm al-Andalusi, Al-Muhalla, jld 1, m.s. 316, Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah t.t)

Salah satu pendapat atas boleh untuk diamalkan dan lebih mudah dari seseorang terikat dan taksub kepada mazhabnya sehingga akhir meninggalkan solat. Pendapat al-Imam Ibn Hazm lebih praktikal secara hujah dan perbandingan. Memudahkan hal ini adalah baik dari memberikan pendapat mazhab yang lemah lagi menyusahkan pesakit sehingga kemungkinan mereka meninggalkan solat.

ALLAH LEBIH MENGETAHUI
Dr. Mohd Asri Zainul Abidin

Hukum Kenduri Arwah

Disiarkan pada Mar 09, 2009 dalam kategori Ibadah |

Soalan: Apakah agama menyuruh kita mengadakan kenduri atau jamuan sempena kematian seseorang yang dinamakan dengan kenduri arwah. Sesetengah ‘ustaz’ akan mencerca sesiapa yang tidak mahu buat dan menganggap sesiapa yang tidak buat kenduri arwah macam tidak menghormati mazhab al-Syafi’i. Apakah ini benar?


Jawapan: Sesuatu yang hendak dikaitkan dengan agama ini mestilah mempunyai dalil yang membuktikannya. Dalam masalah jamuan sempena kematian, sahabat Nabi bernama Jarir bin ‘Abdillah al-Bajali menyebut:

كُنَّا نَرَى الِاجْتِمَاعَ إِلَى أَهْلِ الْمَيِّتِ وَصَنْعَةَ الطَّعَامِ مِنْ النِّيَاحَةِ

Kami menganggap berhimpun kepada keluarga si mati dan menyediakan makanan termasuk dalam (hukum) al-Niyahah (meratapi mayat) (Riwayat Ahmad dan Ibn Majah; sanadnya sahih)

Berdasarkan kepada hadith, maka kenduri arwah bukan dari ajaran Islam, ia menyerupai perbuatan meratapi mayat yang dilarang oleh syarak. Maka, amalan itu adalah warisan jahiliyyah yang para sahabah elakkannya.

Malang sekali sesetengah pihak menganggap ini merupakan pendapat mazhab al-Syafi’i. Jawapan kita dalam masalah ini;

Pertama: pendapat siapa pun, mazhab apa pun jika berbeda dengan nas Allah dan rasulNya, maka apa yang ditegaskan oleh Allah dan rasul itu yang diperintahkan untuk kita pegang.

Kedua: karangan para ulama mazhab al-Syafi’i juga menunjukkan mereka tidak pernah menyukai perbuatan ini. Tokoh besar mazhab al-Syafi’i, al-Imam al-Nawawi (meninggal 676H) umpamanya dalam Al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab menyetujui tokoh-tokoh mazhab al-Syafi’i yang membantah jamuan atau kenduri sempena kematian. Katanya: “adapun menyediakan makanan oleh keluarga si mati dan menghimpunkan orang ramai kepadanya adalah tidak diriwayatkan daripada Nabi s.a.w sedikit pun. Ia adalah bid’ah yang tidak disukai” (Al-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Mahazzab, 5/320, Beirut: Dar al-Fikr.)

Demikian tokoh-tokoh semasa mazhab al-Imam al-Syafi’i, antaranya al-Syeikh Mustafa Khin, al-Syeikh Mustafa al-Bugha dan ‘Ali al-Syarbaji menulis dalam kitab mereka: “Daripada bid’ah apa yang dibuat oleh keluarga si mati adalah mengumpulkan orang ramai kepada makanan dengan munasabah yang dinamakan berlalunya empat puluh hari dan seumpamanya. Sekiranya perbelanjaan makanan tersebut dari harta peninggalan (si mati) dan di kalangan waris ada yang belum baligh, maka itu adalah dari perkara lebih haram. Ini kerana ia memakan harta benda anak yatim dan melenyapkannya bukan untuk kepentingan anak yatim tersebut. Terbabit juga dalam melakukan perbuatan haram ini setiap yang memanggil dan memakannya”.

Tambah mereka lagi: “Menyusahkan keluarga si mati dengan membuat makanan dan menghimpunkan orang ramai kepada makanan –seperti yang menjadi kebiasaan di zaman kini- adalah bid’ah yang bertentangan dengan sunnah dengan percanggahan yang amat sangat”. (Mustafa Khin, al-Syeikh Mustafa al-Bugha dan ‘Ali al-Syarbaji, Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Mazhab al-Imam al-Syafi’i, 1/263, Damsyik: Dar al-Qalam).

Bahkan kitab-kitab jawi Nusantara juga bertegas dalam masalah ini. Antara apa yang disebut oleh Syeikh Daud al-Fatani dalam Bughyah al-Talab: “(dan makruh) lagi bid’ah bagi orang yang kematian membuat makanan menserukan segala manusia atas memakan dia sama ada dahulu daripada menanam dia dan kemudian daripadanya seperti yang diadatkan kebanyakan manusia (dan demikian lagi) makruh lagi bid’ah bagi segala yang diserukan dia memperkenankan seruannya” (Daud al-Fatani, Bughyah al-Talab 2/34). Demikian juga kenyataan yang sama dibuat oleh al-Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dalam Sabil al-Muhtadin (m.s 87), al-Syeikh Idris al-Marbawi dalam Bahr al-Mazi (7/130).

Kata Sayyid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah: Para imam (ilmuan besar) bersepakat tentang kemakruhan keluarga si mati menyediakan makanan untuk orang ramai lalu mereka berhimpun untuk jamuan tersebut. Demikian itu menambahkan kesusahan dan kesibukan keluarga si mati, juga menyerupai amalan masyarakat jahiliyyah. Ini berdasarkan hadis Jarir: “Kami menganggap berhimpun kepada keluarga si mati dan menyediakan makanan selepas pengebumian mayat termasuk dalam (hukum) al-Niyahah (meratapi mayat)”. Sebahagian ulama berpendapat perbuatan ini adalah haram”. (Fiqh al-Sunnah 1/508)

Maka perbuatan mengadakan kenduri sempena kematian adalah bid’ah, menyanggahi sunnah Nabi s.a.w.

ALLAH LEBIH MENGETAHUI
Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin

Salam Bukan Muslim

Disiarkan pada Feb 15, 2009 dalam kategori Fekah Dengan Bukan Muslim |

Soalan: Apakah hukum memberi atau menjawab salam mereka yang bukan muslim?

Jawapan: Di sini dipetik apa yang disebut oleh al-Imam Ibn Qayyim al-Jauziyyah (meninggal 751H) dalam karyanya yang terkenal Zad al-Ma’ad: “Telah berbeza pendapat para ulama salaf dan khalaf mengenai hukum memberi salam kepada Yahudi dan Kristian. Kata kebanyakan ulama tersebut: “tidak dimulakan ucapan salam kepada mereka”.

Ulama yang lain berpendapat: “harus memulakan ucapan salam kepada mereka, seperti mana harus menjawabnya. Pendapat ini (kedua) diriwayatkan daripada Ibn ‘Abbas, Abu Umamah dan Ibn Muhairiz. Ia juga salah satu pendapat dalam Mazhab al-Syafi’i. Namun empunya pendapat ini dalam Mazhab al-Syafi’i menyatakan: Disebut al-Salam ‘alaika tanpa menyebut wa rahmatullah, dan secara ifrad (untuk seorang sahaja).

Segolongan ulama berpendapat: “Harus memulakan salam kepada Yahudi dan Kristian disebabkan kemaslahatan yang lebih utama yang diperlukan, atau bimbang tindakannya, atau hubungan kekeluargaan, atau apa-apa yang memerlukannya.

Diriwayatkan pendapat ini dari Ibrahim al-Nakha’i dan ‘Alqamah. Kata al-Auza’i: “Jika engkau memberi salam kepada mereka (Yahudi dan Kristian), telah pun memberi salam kepada mereka sebelum ini golongan soleh. Jika engkau tidak memberi salam kepada mereka, telah pun tidak memberi salam kepada mereka sebelum ini golongan soleh yang lain”.

Sambung al-Imam Ibn Qayyim lagi: “Para ulama berbeza pendapat tentang menjawab salam mereka. Majoriti ulama berpendapat wajib menjawab. Inilah pendapat yang benar. Kata segolongan ulama tidak wajib menjawab..”

Kata al-Imam Ibn Qayyim lagi: “Telah sabit dalam hadis, Nabi s.a.w lalu dalam satu majlis yang bercampur antara muslim, musyrikin penyembah berhala dan Yahudi, lalu baginda memberi salam untuk mereka semua”.(Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Zad al-Ma’ad, 2/425-426, Beirut: Muassasah al-Risalah 1990).

Al-Imam al-Bukhari dalam kitabnya Al-Adab al-Mufrad di bawah tajuk Bab Kaif al-Radd ‘ala Ahl al-Zimmah (Bab Bagaimana Menjawab Salam Kafir Zimmi) meriwayatkan kata-kata Ibn ‘Abbas: “Jawablah salam sama ada Yahudi, Nasrani atau Majusi. Ini kerana ALLAH berfirman (maksudnya dari Surah al-Nisa ayat 86) “Dan apabila kamu diberikan penghormatan dengan sesuatu ucapan hormat, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya, atau balaslah dia (dengan cara yang sama). Sesungguhnya Allah sentiasa menghitung tiap-tiap sesuatu” (riwayat ini bertaraf hasan).

Dalam riwayat yang lain dalam al-Adab al-Mufrad juga di bawah bab Iza Kataba al-Zimmi Fasallama, Yuradd ‘Alaihi (Bab Apabila Kafir Zimmi Menulis Surat Dengan Memberi Salam, Maka Dijawab Salamnya). Dalam bab ini dimuatkan kisah yang sahih di mana Abu Musa al-Asy’ari menulis surat kepada seorang paderi lalu memberi salam dalam surat itu. Maka dia ditanya: Adakah engkau memberi salam kepadanya, sedangkan dia kafir?. Jawab Abu Musa: “Dia telah menulis surat kepadaku dengan memberi salam, maka akupun menjawabnya”.

Adapun hadis-hadis yang menyuruh dijawab ‘wa ‘alaika’ (ke atas kamu) terhadap salam Yahudi ialah disebabkan orang Yahudi pada zaman Nabi s.a.w apabila memberi salam menyebut as-samu ‘alaikum yang bermaksud: maut atau kemusnahan ke atas kamu. Mereka cuma mengelirukan pendengaran orang Islam. Justeru itulah Nabi s.a.w menyuruh dijawab dengan ungkapan ‘wa alaikum’ sahaja. Perkara ini jelas disebut dalam hadis baginda:

إِنَّ الْيَهُودَ إِذَا سَلَّمُوا عَلَيْكُمْ يَقُولُ أَحَدُهُمْ السَّامُ عَلَيْكُمْ فَقُلْ عَلَيْكَ

“Sesungguhnya Yahudi apabila memberi salam kepada kamu, sebenarnya dia menyebut: as-samu ‘alaika (maut atau kemusnahan). Maka kamu jawablah wa ‘alaika (ke atas kamu). (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

Maka dengan ini jelas hadith ini mempunyai Sabab al-Wurud (sebab terbentuknya sesuatu hadith) yang tersendiri. Iaitu ia merujuk kepada suatu kejadian atau keadaan yang mana orang Yahudi memberikan ucapan salam secara mainan dan sendaan dengan diubah lafaz yang kedengarannya hampir sama, tetapi maksudnya amat berbeza. Dalam ertikata lain hadith ini bukan untuk semua keadaan.

Maka jika keadaan berbeza, di mana jika ada bukan muslim memberikan salam dengan cara yang betul serta tujuan yang betul pula iaitu untuk mengucapkan kesejahteraan kepada kita, maka hadis di atas tiada kaitan lagi. Apakah wajar untuk kita sebagai penganut agama yang membawa kesejahteraan dan rahmah, menolak ucapan baik orang lain dengan cara yang tidak sepatutnya?!!. Sudah pasti tidak wajar demikian.

Justeru itu tokoh ulama hadis yang terkenal pada zaman ini, al-Syeikh Nasir al-Din al-Albani r.h. menyebut: “Ayat ini (Surah al-Mumtahanah ayat8) dengan jelas memerintahkan agar melakukan kebaikan dan keadilan kepada orang kafir warga negara Islam yang berdamai dan tidak menyakiti kaum mukminin.

Tanpa syak lagi, jika seseorang di kalangan mereka memberi salam dengan menyebut secara jelas as-salam ‘alaikum , lalu kita menjawabnya sekadar wa ‘alaika, adalah sesuatu yang tidak adil dan meninggalkan sikap baik. Ini kerana kita telah mensamakan antara dia dengan orang yang mengucapkan as-samu ‘alaikum (maut atau kemusnahan ke atas kamu). Ini adalah kezaliman yang nyata”. (Nasir al-Din Al-Albani, Silsilah al-Ahadith al-Sahihah, 2/322, Riyadh: Maktabah al-Ma’arif :1995).

(Baki jawapan bagi masalah ini boleh merujuk kepada artikel Dr. MAZA: MENJAWAB SALAM BUKAN MUSLIM).

Allah Lebih Mengetahui
Dr. Mohd Asri Zainul Abidin

Akikah Dan Kurban Di Makan Bukan Muslim


Soalan: Saya mempunyai jiran tetangga bukan muslim. Apabila saya mengadakan kurban atau akikah saya difahamkan saya tidak boleh memberi kepada mereka. Saya merasa serba salah, apakah memang merka tidak dibenarkan memakan daging kurban dan akikah?.

Jawapan: Pendapat yang tepat ialah selagi mana seseorang kafir itu tidak memerangi Islam maka boleh diberikan kepada mereka daging kurban atau akikah kerana tiada dalil yang melarang perkara ini. Bahkan kita digalakkan berbuat baik kepada mereka dengan harapan mereka tertarik kepada Islam.

Firman Allah dalam Surah al-Mumtahanah: 8-9: (maksudnya) Allah tidak melarang kamu daripada berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang yang tidak memerangi kamu kerana ugama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu; sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanyalah melarang kamu daripada menjadikan teman rapat orang-orang yang memerangi kamu kerana ugama (kamu), dan mengeluarkan kamu dari kampung halaman kamu, serta membantu (orang lain) untuk mengusir kamu. Dan (ingatlah), sesiapa yang menjadikan mereka teman rapat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Allah Lebih Mengetahui
Dr. Mohd Asri Zainul Abidin

Tuesday, September 15, 2009

Isu Kartika : Temubual Akhbar Sinar Dengan Dr Mohd Asri Zainul Abidin

Isu Kartika: Temubual Akhbar Sinar Dengan Dr Mohd Asri Zainul Abidin

Soalan : Apakah pandangan Dr tentang isu Kartika, mengapakah masyarakat Islam sendiri berbeza pendapat tentang isu ini, tidakkah jelas meminum arak merupakan dosa besar dalam Islam?

Jawapan
: Pertamanya kita hendaklah jelas bahawa tiada siapa pun di kalangan mereka yang benar-benar muslim boleh mempertikaikan tentang ‘haramnya’ meminum arak bagi seorang muslim. Ini perkara yang disepakati. Kita tidak boleh berbeza dalam hal ini. Namun apabila tiba kepada persoalan menghukum ‘peminum arak’, di sini mungkin akan ada sedikit pandangan dan perbincangan yang mungkin akan timbul perbezaan pendapat. Perbezaan itu mempunyai banyak faktor, antaranya faktor hukum itu sendiri di mana di kalangan sarjana Islam itu berbeza pendapat tentang statusnya. Kedua faktor persekitaran atau realiti semasa yang kita hadapi sekarang.

Soalan: Apakah yang Dr maksudkan dengan sarjana Islam berbeza pendapat tentang perlaksanaan hukum ke atas peminum arak?

Jawapan: Mereka berbeza pendapat, apakah hukuman sebat yang pernah disebutkan dalam hadis-hadis Nabi s.a.w dan juga sejarah pelaksanaannya di zaman al-Khulafa al-Rasyidin dimasukkan dalam kategori hudud atau sekadar ta’zir (discretionary punishment). Walaupun ramai yang berpendapat kesalahan minum arak di bawah hudud, mereka berbeza pendapat pula tentang jumlah sebatan. Ini kerana al-Quran tidak menyebut hukumannya, cuma hadis ada menunjukkan dipukul empat puluh kali.

Namun pada zaman Khalifah Umar al-Khattab r.a. beliau berbincang kadar hukuman tersebut, lalu beliau menerima pandangan ‘Abd Rahman bin al-‘Auf untuk melaksanakannya sebanyak lapan puluh kali. Ini seperti yang disebut dalam riwayat al-Imam Muslim. Tindakan Khalifah ‘Umar ini menyebabkan sarjana berbincang apakah hukuman untuk peminum arak ini hudud atau takzir (discretionary punishment).

Ini kerana jika ia hudud, sepatutnya, tidak ditambah. Apatahlagi, Nabi s.a.w semasa melaksanakan hukuman ini tidak pula menjelaskan apakah ia hukuman yang ditetapkan oleh Allah (hudud) atau ia hanya ketetapan pemerintah berdasarkan kepada keperluan maka itu dinamakan takzir. Lebih daripada itu, dalam hadis menunjukkan pesalah minum arak ada yang dipukul dengan tangan, kain, dan selipar sahaja. Tiada ketegasan yang jelas dalam kaedah pukulan.

Jika ia dianggap bukan hudud, sebaliknya sekadar takzir, maka kadar hukuman takzir boleh diputuskan oleh pemerintah. Jika diputuskan enam rotan pun, itu ijtihad atau pandangan pemerintah atau hakim yang boleh dinilai di segi prinsip umum takzir.

Maka pandangan beberapa tokoh agama bahawa Kartika patut disebatkan empat puluh atau lapan puluh rotan, jika tidak hukuman tersebut tiada maknanya, pada saya itu pandangan mereka agak terhad tentang persoalan ini.

Soalan: Adakah hukuman sebat kepada peminum arak itu memberikan kesan pengajaran yang baik kepada masyarakat?

Jawapan: Ini bergantung kepada bagaimana ia dilaksanakan. Jika menurut kaedah yang betul, maka kesannya pasti positif. Jika tidak, sebaliknya akan berlaku. Ramai orang apabila sebut hukuman sebat bagi kesalahan arak atau zina dalam Islam, ia bayangkan hukuman sebat yang biasa dilaksanakan dalam penjara-penjara kita.

Sama sekali tidak benar! Sebat atau rotan bagi hukuman ini bagaikan hukuman rotan di zaman persekolahan dahulu sahaja. Atau mungkin boleh saya katakan bagaikan bapa yang merotan anaknya dengan penuh kasih-sayang, sekadar untuk mengajar bukan untuk mencederakan. Jangan terpengaruh dengan filem ‘Semerah Padi’. Itu tidak betul.

Dalam hadis riwayat al-Imam al-Bukhari daripada Abu Hurairah, beliau berkata: “Dibawa kepada Nabi s.a.w seorang yang mabuk (minum arak), maka baginda memerintahkan agar dipukul, maka dalam kalangan kami ada yang memukulnya dengan tangan, ada yang memukul dengan selipar dan ada pula yang memukulnya dengan kainnya. Apabila selesai, seseorang berkata: “Allah telah menghinanya”. Maka Rasulullah s.a.w pun bersabda: “Jangan kamu menjadi pembantu syaitan (merosakkan) saudara kamu”.

Maksudnya, mencercanya menyebabkan syaitan mudah untuk merosakkannya lagi. Dalam hadis ini menunjukkan hukuman itu berjalan hanya sekadar dengan kain atau tangan atau selipar, tujuannya bukan untuk menyeksa, tapi mengingatkan.

Janganlah pula berlebihan, hukumannya hanya pukulan tersebut maka tidak perlu diikuti dengan cercaan. Maka sesiapa yang merasakan dirinya pejuang Islam, janganlah menokok tambah dengan makian kerana itu tidak serasi dengan tabiat perlaksanaan yang ditunjukkan oleh Nabi s.a.w.

Soalan: Jadi, apakah Dr setuju atau tidak hukuman Islam seperti hudud dilaksanakan dalam negara kita?

Jawapan: Hudud adalah hukum yang ada dalam dalam al-Quran dan al-Sunnah, tiada siapa berhak mempertikaikannya. Namun sebelum dilaksanakan, ada banyak persoalan yang perlu ditangani. Bukan soal setuju atau tidak, soalannya sejauh manakah jika hukuman ini dilaksanakan ia mencapai maksud dan tujuan hukuman tersebut.

Tujuan hukuman untuk melaksanakan keadilan dan memberikan pengajaran sesuai dengan ajaran Islam. Hukuman mestilah memberikan natijah yang baik kepada Islam dan mampu menaikkan imej Islam serta memberikan nilai yang positif kepada masyarakat termasuk diri yang dihukum. Jika ia memberikan kesan yang negatif, maka maksud hukuman itu akan tersasar.

Saya pernah sebutkan dalam satu artikel saya bahawa ramai yang bercakap tentang hudud, namun ramai juga, sama ada yang bersetuju atau membantah tidak mempunyai pengetahuan yang jelas dalam banyak perkara mengenainya. Ramai yang blind imitation dalam memperkatakan hukuman jenayah dalam Islam ini. Sama ada hanya terikut-ikut dengan media, atau terikut-ikut teks kitab-kitab lama. Ramai yang tidak menyemak tentang maksud, kaedah, keadaan, suasana dan keluasannya.

Seseorang muslim yang faham tidak mungkin menentang hudud, tetapi mungkin bertanya adakah suasana yang menyebabkan perlaksanaan hudud yang adil dan berkesan wujud pada sesuatu tempat dan masa untuk menjadikan ia mencapai tujuannya? Apabila syarat dan suasana itu wujud, maka hudud dilaksanakan. Ketika itu akan dapat dilihat keadilan, keindahan dan kesan hukuman tersebut yang bertujuan untuk kebaikan manusia.

Dalam hadis sahih, Nabi s.a.w bersabda: “Jangan dipotong tangan (pencuri) ketika dalam peperangan” (Riwayat al-Tirmizi dan al-Darimi). Al-Imam Tirmizi ketika meriwayat hadis ini menyebut: “Sebahagian ilmuwan berpegang dengan nas ini, antara mereka al-Auza’i, mereka berpendapat tidak dilaksanakan hudud ketika peperangan, berhadapan dengan musuh kerana dibimbangi individu yang dihukum itu akan pergi menyertai musuh…”.

Saya melihat, jika kebimbangan musuh mengambil kesempatan atau orang Islam meninggalkan Islam itu adalah sebab yang dilihat oleh sebahagian sarjana mengapa Nabi s.a.w melarang hukuman tersebut dilaksanakan, maka pada zaman yang fitnah terhadap Islam di pelbagai penjuru dan kerapohan iman umat Islam begitu nyata, penelitian tentang perlaksanaan hudud itu mestilah lebih berhati-hati. Perlaksanaan hudud mestilah membawa natijah yang positif, bukan negatif kepada Islam.

Maka perjuangan mengujudkan suasana yang conducive itu mendahului usaha perlaksanaan hudud. Setelah wujudnya masyarakat adil; pemerintah dan rakyat, suasana iman dan Islam, kehidupan yang aman dan bahagia, tiba-tiba ada yang mencetuskan jenayah yang mencemarkan itu semua, ketika itu apabila dilaksanakan hudud tertonjollah kesan dan keindahannya.

Di samping, saya selalu sebut, hukuman yang hendak disandarkan kepada Islam itu, bukan sahaja mesti adil, tetapi juga kelihatan adil.

Soalan: Apa maksud Dr mesti kelihatan adil? Apakah dalam kes Kartika kelihatan adil atau tidak?

Jawapan: Semasa isu Kartika ini tercetus, saya masih berada di UK. Banyak email dari Malaysia saya terima menyatakan rasa tidak puas hati kepada pihak berkuasa agama. Bukan tidak puas hati dengan hukuman itu, tetapi dengan keadaan yang berlaku.

Ada yang menyatakan kepada saya, mengapakah peminum arak sahaja dihukum, sedangkan taukeh-taukeh arak yang beragama Islam dibiarkan? Sedangkan mereka ini ada memakai gelaran yang hebat-hebat dan ‘disembah hormat’ oleh rakyat.

Ada pula berkata: “Mengapa kes model itu begitu cepat diproses, sedangkan dia yang menderita kes rumah tangga saya sudah bertahun lamanya, mahkamah syariah belum putus apa-apa?”. Berbagai lagi sungutan yang lain.

Ya, sebahagian rungutan itu benar. Bagaimana mungkin kes-kes penginiayaan terhadap wanita; kes talak, kezaliman rumahtangga dan berbagai lagi yang bertangguh-tangguh di mahkamah kita lama gagal diproses, tiba-tiba untuk menghukum seorang wanita kelihatannya begitu pantas. Sedang kita tahu di sana ada berbagai pihak luar cuba mengambil kesempatan seperti CNN untuk menyatakan adanya diskriminasi terhadap wanita dalam masyarakat Islam. Ini member ruang kepada mereka.

Ya, kita tahu, itu semua bukan justifikasi untuk peminum arak dibiarkan, tetapi hukuman apabila tidak kelihatan adil atau serakam, manusia akan membuat berbagai alasan dan akhirnya tujuan dan keindahan hukum itu hilang.

Para ulama dan pejuang Islam mempunyai tugasan yang berat untuk memboleh Islam dalam bentuk dakwah dan pendidikan itu menjelma dalam bentuk hukuman dan perlaksanaan yang adil dan saksama.

Maka tidak munasabah dipotong tangan pencuri dalam masyarakat yang lapar dan terdesak. Tidak munasabah dihukum hudud orang berzina dalam masyarakat yang unsur zina bertebaran, perkahwinan disusah-susahkan, kes perceraian ditangguh-tangguhkan dan berbagai keadaan yang mendorong kepada zina. Munasabahkah dilaksanakan hukuman murtad dalam dunia yang penuh keliru dan kegagalan golongan agama dan pemerintah merongkaikan kekeliruan secara berkesan. Apatahlagi hukuman murtad itu sendiri mempunyai berbagai penafsiran.

Saya setuju, bahkan menyokong segala hasrat untuk menguatkuasakan undang-undang syariah, tetapi hendaklah secara menyeluruh dan memberikan impak yang positif kepada Islam. Suasana semasa dan mentaliti masyarakat hari ini hendaklah diambil kira. Isu Kartika baik sebagai satu usaha. Apatahlagi Kartika sendiri bersetuju dan rela. Namun, suasana semasa kurang berpihak kepada Mahkamah Tinggi Syariah Kuantan. Bukan kesalahan pihak mahkamah, tetapi nilai agama dan pemikiran masyarakat yang bermasalah.

Soalan: Apakah patut cadangan sesetengah pihak agar Kartika memohon diringankan hukuman?

Jawapan: Ya, jika ada baginya keuzuran dalam hal tersebut. Hudud sekalipun, jika ada ruang, seseorang boleh memohon keuzuran untuk dirinya, dia oleh pohon. Inikan pulak takzir. Bukan semestinya seseorang yang berdosa itu dihukum baru dia diampunkan Allah. Tidak demikian, yang penting seseorang itu insaf. Kartika telah menunjukkan keinsafan ini.

Dalam hadis riwayat al-Bukhari dan Muslim, Maiz bin Malik yang datang memaklumkan kepada Nabi s.a.w bahawa dia berzina, Nabi s.a.w berulang menolak pengakuan itu dan cuba memberikan berbagai alasan untuknya agar kesnya tidak disabitkan. Dalam ertikata lain, taubat diterima Allah sekalipun tidak melalui proses hukuman.

Pelaksanaan hukum tanggungjawab penguasa, namun bukan semestinya seseorang yang berdosa wajib mengistiharkan kesalahannya di hadapan penguasa agar dihukum. Pun begitu jika seseorang memilih hukuman agar menjadi kifarah dosa untuknya, itu juga haknya. Sebab itu Nabi s.a.w meneruskan hukuman bagi mereka yang terus meminta agar dia dihukum. Itu hak mereka. Kes Kartika, kesalahan telah disabitkan. Jika dia merasakan tiada ruang untuknya diberi pengecualian dan sebagai pengajaran untuk orang lain, itu hak dia. Mungkin juga baik bagi mengingatkan orang lain.

Cumanya, seperti yang saya sebutkan dulu, asalnya Islam tidak suka mencari keburukan peribadi orang untuk dihukum. Bukan itu tujuan mahkamah dalam Islam. Bukan untuk mengintip keburukan peribadi orang, kecuali jika dia sendiri melakukan maksiat itu di khalayak ramai, maka ketika itu dihukum.

Nabi s.a.w menyebut: “Setiap umatku diberikan keampunan kecuali orang-orang yang menampakkan (dosanya)” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). Dalam satu riwayat daripada Zaid bin Wahb, katanya: Dibawa seorang lelaki kepada ‘Abd Allah bin Mas’ud, lalu diberitahu kepadanya: Lelaki ini menitis arak dari janggutnya. Kata ‘Abd Allah bin Mas’ud: “Kita dilarang untuk mengintip, namun apabila jelas kepada kita maka kita bertindak”.( Riwayat Abu Daud. Sanadnya sahih).

Kesalahan atau dosa yang bersifat peribadi dalam Islam ini hendaklah ditutup sedaya mungkin, melainkan jika individu itu sendiri yang melakukannya secara terbuka.

Soalan: Apakah nasihat Dr dalam isu ini?

Jawapan: Saya menasihati diri saya dan orang ramai, yang pro atau kontra dengan isu ini, fahamilah maksud dan hikmah prinsip hukum dalam Islam ini dengan cara yang betul. Menyokong atau menentang secara membuta tuli hanya merugikan dunia ilmu dan akan mencemarkan hakikat bagi sesuatu perkara.

GCS image














Eyes: There really are very few choice for getting someone to open their eyes when their eyes are closed, wouldn’t you agree? You can talk to them and you can physically stimulate them. That’s about it. There are a few subtleties however. Voice means loud voice. If someone is simply relaxing and you speak to them and they open their eyes, we score them as spontaneous (4). Likewise, pain means painful or noxious stimuli. If we give someone a gentle shake and they open their eyes we’re still going to score them as verbal (3).

Verbal Response: The patients verbal responses are somewhat more complex. The range of possible verbal responses are considerably more varied so we add an additional criteria. People who are oriented (5) speak in context and understand the classic who, where, what questions of orientation. People who are confused (4) still form sentences in context with the conversation. When they speak they reveal that they are misunderstanding their reality. They are at the bus stop but they think they are at home. They are unable to tell you who they are, etc. Inappropriate words (3) doesn’t imply that the patient is being profane. Patients can be socially inappropriate and still be completely oriented. Inappropriate implies that they speak completely out of context or they speak word salad. You ask, “Where are you?” and they reply, “Potato salad.” or, to quote Steve Martin, “Can I go mambo dog-face to the banana patch?” They speak real words, but those words are out of order or context. When the real words turn into sounds we transition to incomprehensible (2). If the patients response is comprised completely of vowels, or words that don’t belong to any language, they are incomprehensible.

Motor Response: This one can be challenging as well. The confusion with the lower motor scores often lies with recognizing the difference between localizing pain (5) and withdrawing from pain (4), and the difference between decorticate (flexion) (3) and decerebrate (extension) (2) posturing. Let’s look at both pairings.

Localizing pain (5) is not recognition of where the pain is located. That’s a common misconception. The patient who is able to localize pain can cross the midline and use resources on the other side of their body to remove that pain. Let’s take the example of starting an IV on a confused patient. If your patient simply pulls the hand that you are starting the IV in away from you, they have withdrawn from pain (4). If they use the opposite hand to cross the midline and try to push the stimulus away, they have localized the pain. In both cases they recognize where the pain is located but only in the second example did they recognize and use resources on the opposite side of their body to cross the midline and attempt to remove the stimulus.

If the painful or noxious stimulus is on the head (ie. insertion of a nasopharangeal airway) the clavicals are used as a marker. If the patients hand is able to rise above the level of the clavicle, the patient has localized the pain.

Decorticate Posturing By: Scleroplex

Decorticate Posturing By: Scleroplex

Flexion (3), also known as decorticate posturing and extension (2), also known as decerebrate posturing are both signs of increased intracranial pressure, or occasionally, brain hypoxia. They tend to be associated with poor outcomes in head injury patients. Flexion (3) involves the contraction of the muscle groups in the anterior arms and the relaxation of the muscle groups in the posterior arms. The arm curl inward toward the midline and the wrists flex. Extension (2) is the contraction of the posterior arm muscle groups and the relaxation of the anterior arm muscles. The arms straiten. The shoulder flexes inward and the hands drift away from the body. The wrists straiten as well. Posturing may also be seen in the legs.

The last thought I’ll leave you with on the Glasgow is one that I repeat frequently in my writings. If you want to be good at anything you need to practice. When you encounter disoriented, confused, combative or unconscious patients, practice factoring in the Glasgow. If you find that you’re not ready to do it on the fly yet, write it down and work through it on your trip report after the fact. The more you practice, the more at ease you’ll become, and perhaps you’ll be ready when you’re calling that trauma alert and the surgeon requests a quick Glasgow Score. (http://theemtspot.com/2009/02/05/remembering-the-glasgow-coma-score/)













Decerebrate posture is characterized by adduction (internal rotation) and extension of the arms, with the wrists pronated and the fingers flexed. The legs are stiffly extended, with forced plantar flexion of the feet. In severe cases, the back is acutely arched (opisthotonos). Decerebrate posture indicates upper brain stem damage, which may result from primary lesions, such as infarction, hemorrhage, or tumor. Other causes include metabolic encephalopathy, head injury, and brain stem compression associated with increased intracranial pressure (ICP).Decerebrate posture may be elicited by noxious stimuli or may occur spontaneously. It may be unilateral or bilateral. With concurrent brain stem and cerebral damage, decerebrate posture may affect only the arms, with the legs remaining flaccid. Decerebrate posture may also affect one side of the body and decorticate posture the other. The two postures may also alternate as the patient’s neurologic status fluctuates. Generally, the duration of each posturing episode correlates with the severity of brain stem damage. (See Comparing decerebrate and decorticate postures.) Act Now: Upon initial assessment of the decerebrate posture, your first priority is to ensure a patent airway. Insert an artificial airway and institute measures to prevent aspiration. (Don’t disrupt spinal alignment if you suspect spinal cord injury.) Suction the patient as necessary.

Next, examine spontaneous respirations. Give supplemental oxygen, and ventilate the patient with a handheld resuscitation bag, if necessary. Intubation and mechanical ventilation may be indicated. Keep emergency resuscitation equipment handy. Be sure to check the patient’s chart for a do-not-resuscitate order. ((http://www.wrongdiagnosis.com/symptoms/decerebrate_posturing/book-causes-13a.htm).)






Thursday, July 30, 2009

Famous Quotes

Excellence is an art won by training and habituation. We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act but a habit - Aristotle

We fail only when we can't accept failure and fail to change.

The pleasure you get from your life is equal to the attitude you put into it.

The high destiny of the individual is to serve rather than to rule.. - albert Einstein

If we did all things we are capable of doing, we would literally astound ourselves - thomas edison

You will never change your life until you change something you do daily - Mike Murdock

We must always change, renew and rejuvenate ourselves; otherwise we harden - Goethe

A leader is one who knows the way, goes the way and shows the way - John Maxwell

"If you wait until the wind and the weather are just right, you will never plant anything and never harvest anything." - Bible

Change your thoughts and you change your world.

Great Minds Discuss Ideas; Average Minds Discuss Events; Small Minds Discuss People.

“ Antara yang boleh membawa kebahagian kepada seseorang ialah apabila dia sibuk memikirkan keaiaban dirinya sendiri sehingga tidak sempat memikirkan keaiban orang lain.”

The road to success is always under construction -- John Patton

To the world you might be one person, but to one person you might be the world..

Majalah PC Ogos 2009

10 Laman web terbaik utk muat turun Ebook percuma :

Globusz
Bookyards
Freecomputerbook
Free e-books.net
ebooklobby
knowfree
The Ebook Directory

Tuesday, July 28, 2009

Masih fever dari 25hb July 2009. Sore throat and mild fever. Saya sedang makan ubat Tab Cephalexin 500 mg tds. Malam Ahad, payah nak tidur sebab sakit tekak. Malam seterusnya lega sedikit setelah saya makan Tab Brufen 400mg.. Hari ni makin terasa pula, setelah balik dari KK.
29 Hb - makan pcm, sebelum bertolak pergi kerja petang. Petang jam 4, i'm headache. Makan ubat Tab Brufen 400mg. Bersembunyi dalam bilik hingga jam 7, nak rehat, severe headache.
Malamnya : balik rumah, change antibiotik to Tab Erythromycin.

Friday, May 08, 2009

Fakta Selsema Babi


Jumaat, 08 Mei 2009  |  13 Jamadilawal 1430

  
www.bharian.com.my


Lubuk virus

Oleh Nurul Adlina Kamaludin, Rohaniza Idris dan Hafizah 

Iszahanid
bminggu@bharian.com.my


Imej imbasan pelancong yang dirakam mesin pengesan suhu 

badan di lapangan terbang antarabangsa yang menjadi pintu 

masuk utama.

Selesema babi dijangka cetuskan semula wabak yang berlaku 

pada 1918, 1957 dan 1968 serta menyebabkan jutaan penduduk 

dunia mati

TEMPOH lebih seminggu lalu mencatat titik hitam sejarah 

peradaban manusia moden yang biarpun dikelilingi pelbagai 

peralatan serba canggih tetapi terpaksa akur dengan ancaman 

virus 'ganas' haiwan dan terbaru, selesema babi. 

Ketika dunia terus bergelut dengan ancaman selesema burung 

yang belum berkesudahan, kemunculan semula wabak yang pernah 

menggemparkan Amerika Syarikat pada 1976, dikesan seawal 13 

April lalu di Mexico, jiran terdekatnya.



Dalam tempoh itu, lebih 1,000 kes dilaporkan di sekurang-

kurangnya sembilan negara dengan lebih 100 kematian setakat 

ini. 

Selesema babi atau jenis baru virus H1N1 yang menggabungkan 

genetik babi, manusia dan burung bukan setakat mendatangkan 

gejala seperti demam dan dijangkiti menerusi sentuhan 

langsung dengan babi selain tersebar dari manusia kepada 

manusia, namun boleh menyebabkan maut. 

Berbanding haiwan lain, babi diketahui sebagai 'lubuk' 

pengeraman virus influenza dan boleh dijangkiti lebih 

daripada satu virus daripada spesies berbeza. Bahayanya, 

virus utama membabitkan babi sukar dikenal pasti kerana 

sistem imun atau daya tahan tubuhnya yang menyebabkan 

jangkitan serius dan mudah tersebar.


Pekerja di Los Angeles membawa sepanduk menggesa kerajaan 

memberi perlindungan keluarga berikutan penularan wabak 

selesema babi.

Apa yang membimbangkan, selesema babi bukan sekadar wabak 

bermusim, tetapi diramalkan pakar sebagai pandemik atau 

wabak besar-besaran di seluruh dunia. 

Buktinya, kematian ramai di Mexico, negara pertama dan 

disyaki 'pusat' penularan wabak itu dan seterusnya merebak 

ke negara termasuk yang berstatus negara maju seperti 

Amerika Syarikat, Jerman, Britain, Kanada, New Zealand, 

Israel dan Sepanyol. 

Ancamannya itu memaksa Pertubuhan Kesihatan Sedunia (WHO) 

menaikkan aras amaran ke tahap lima, Khamis lalu - cuma satu 

aras di belakang tahap teratas amaran pandemik, sekali gus 

memberi isyarat jelas bahawa selesema babi itu mungkin 

melarat kepada pandemik. 

"Semua aspek kemanusiaan bakal terancam ketika berlaku 

pandemik," kata Pengarah WHO, Margaret Chan di Geneva.

Kenyataannya berserta langkah sewajarnya yang diambil 

kerajaan di hampir semua negara dunia bagi mengatasi 

penularan penyakit, mencetuskan persoalan mungkinkah 

selesema babi ini bakal melenyapkan manusia. 

Apakah benar andaian ini? Apakah ia mampu mencetuskan wabak 

selesema di seluruh dunia seperti pernah berlaku pada 1918, 

1957 dan 1968 yang turut dicetuskan haiwan? Pada 1918 

misalnya, pandemik Selesema Sepanyol meragut lebih 50 juta 

nyawa yang disifatkan kes terburuk dalam era sejarah moden. 

Kira-kira 39 tahun kemudian atau 1957, wabak Selesema Asia 

meragut empat juta nyawa hasil jangkitan daripada itik liar 

di selatan China yang menular ke Singapura, Hong Kong dan 

Amerika pada tahun sama. Sebelas tahun kemudian, wabak 

Selesema Hong Kong meragut lebih sejuta nyawa. 

Jika dilihat, pandemik yang berasal dari perkataan Greek 

'pan' merujuk semua dan 'demos' atau rakyat, diukur 

berdasarkan bilangan mereka yang terjejas serta fakta ia 

boleh menjangkiti mereka yang sihat, selain kumpulan 

berisiko seperti warga tua. 

Andaian kemungkinan selesema babi mampu melenyapkan manusia 

dilontarkan seorang pakar wabak selesema global yang 

terkenal dari Universiti Minnesota, Amerika, Michael 

Osterholm. 

Kebimbangannya itu disuarakan menerusi kenyataan yang 

dipetik kebanyakan media utama dunia: "Apa yang sukar 

sekarang ialah kita mungkin berdepan krisis kesihatan paling 

buruk atau mungkin sekadar akan berakhir dalam tempoh 

beberapa minggu akan datang dan tidak muncul-muncul lagi. 

"Atau ia mungkin menjadi permulaan kepada pandemik influenza 

yang amat dahsyat. Buat masa ini, kita tidak mengetahui 

kedudukan sebenar. Inilah yang menjadi masalahnya." 

Jika dilihat, wabak selesema babi bukannya baru. Ia pernah 

muncul pada 1976 di New Jersey, Amerika Syarikat apabila 500 

askar disahkan menghidapnya. Program pembasmian diarahkan, 

tetapi akhirnya dihentikan selepas vaksin yang diberikan 

sebaliknya meninggalkan kesan sampingan yang jauh lebih 

buruk dan membahayakan daripada ancaman selesema babi. 

Kini, 33 tahun kemudian, ia muncul lagi dengan profil 

mangsanya termasuk anak kecil dan warga tua. Kemunculannya 

itu turut menjadikan sekurang-kurangnya tiga pandemik 

meletus dalam tempoh seabad lalu dan menular dalam tempoh 

beberapa bulan ke sebahagian besar dunia. 

Tidak hairanlah, kemunculan terbaru selesema babi ini 

disifatkan pakar WHO sebagai tidak boleh dielak dan ketara. 

Malah menurut WHO, pandemik itu boleh muncul menerusi 

beberapa kitaran pada jarak beberapa bulan. 

Kemunculan selesema babi itu turut meletakkannya sebaris 

ancaman selesema burung, Sindrom Pernafasan Yang Teruk 

(Sars) dan Ebola. Selesema burung misalnya, biarpun muncul 

pada 1997, tetapi terus mengancam manusia yang bersentuhan 

atau terdedah kepada ayam serta unggas dijangkiti virus 

H5N1. Setakat ini, ia meragut 257 nyawa dengan 421 orang 

dijangkiti di 14 negara. 

Sars pula yang menyebabkan sindrom pernafasan yang boleh 

membawa maut, mencetuskan panik apabila mula dikesan pada 

2002 dan menular ke 37 negara dengan 774 kematian daripada 

8,000 kes. Ia kemudian 'senyap' dan tiada satu pun kes 

dicatatkan pada 2005. 

Ebola pula yang menyebabkan pendarahan dalaman dan luaran 

yang serius, dikatakan pakar boleh tersebar menerusi udara 

tetapi kes jangkitan itu setakat ini menerusi cecair. 

Banyak kerja sebenarnya yang perlu dibuat andai selesema 

babi ini menular kepada wabak besar-besaran termasuk 

melaksanakan kuarantin mandatori, pemberian ubat dan sekatan 

perjalanan keluar masuk menerusi pintu sempadan negara yang 

sudah pasti mencetuskan panik. 

Apa yang pasti, setakat ini, selesema babi masih dalam 

lingkungan menyaingi ancaman Sars, selesema burung dan 

Ebola. Hanya masa menentukan sama ada ia setanding pandemik 

Selesema Sepanyol, Selesema Asia dan Hong Kong biarpun ramai 

yang berharap biarlah ia menjadi ancaman sementara. 

INFO: Tahap Amaran Pandemik Selesema Babi

Tahap 1 - Penularan virus selesema di kalangan haiwan dan 

tidak menjangkiti manusia. 

Tahap 2 - Penularan virus selesema di kalangan haiwan dan 

menjangkiti manusia. 

Tahap 3 - Tiada penularan atau penularan virus selesema yang 

terhad antara manusia ke manusia tetapi tidak menyebabkan 

wabak dalam komuniti. 

Tahap 4 - Berlaku penularan virus selesema antara manusia 

kepada manusia serta boleh menyebabkan wabak di kalangan 

komuniti. 

Tahap 5 - Berlaku penularan virus selesema antara manusia 

kepada manusia di sekurang-kurangnya dua negara dalam satu 

rantau WHO dan memberi `isyarat kuat' bahawa pandemik pasti 

berlaku. 

Tahap 6 - Fasa pandemik yang menunjukkan wabak menular ke 

seluruh dunia.


Sejarah pandemik demam selesema
Wabak Peloponnesian - 30,000 maut 

Seramai 30,000 penduduk Athens mati pada 430 Sebelum Masihi 

ketika peperangan Peloponnesia antara penduduk Athens dengan 

Sparta. Selain pening, gejala lain seperti ruam kulit, 

demam, batuk darah, sakit perut, muntah dan dahaga yang 

teruk hinggakan ada yang terjun ke dalam perigi. 

Wabak Antonine Plague - Lima juta mati 

Wabak sempena nama Maharaja Rom, Marcus Aurelius Antoninus 

yang mati pada 180 Selepas Masihi. Wabak ini dibawa ke Rom 

oleh tentera yang pulang daripada berperang dari 

Mesopotamia. Ia merebak ke benua kecil Asia, Mesir, Greek 

dan seluruh empayar Rom dan meragut lima juta nyawa dalam 

masa 15 tahun. 

Wabak Justinian Plague ? Kira-kira 25 juta hingga 100 juta 

kematian 

Namanya sempena Maharaja Byzantine, Justinian dan wabak ini 

dipercayai berasal sama ada di wilayah Asia Tengah atau 

Ethiopia (Habsyah). Ia menjadi kes pertama wabak bubonik 

dicatatkan dan berlaku selama 50 tahun yang meragut 25 juta 

hingga 100 juta nyawa. Perdagangan dunia turut lumpuh. 

Wabak 'Black Death' - 25 juta kematian 

Ia melanda pada zaman pertengahan Eropah dari akhir 1347 

hinggalah awal 1351. Ia dikatakan disebarkan oleh kutu dan 

tikus. Mangsa lazimnya mati dalam kesakitan dalam masa lima 

hari selepas dijangkiti kuman itu. 

Wabak Selesema Sepanyol - Lebih 50 juta kematian 

Ia berlaku pada 1918 dan menjadi kes terburuk pernah berlaku 

dalam era sejarah moden dan disebabkan sejenis virus 

selesema H1N1 dijangkiti kira-kira 40 peratus jumlah 

penduduk dunia ketika itu. Ia meragut lebih 50 juta 

kematian, majoritinya mereka golongan muda. 

Wabak Selesema Asia - Empat juta maut 

Berlaku pada 1957, membabitkan itik liar di Guizhou, selatan 

China dan melalui proses mutasi dengan jenis virus manusia. 

Menular ke Singapura pada Februari 1957, Hong Kong pada 

April dan Amerika Syarikat pada Jun tahun sama. Jangkitan 

paling ramai di kalangan pelajar sekolah, golongan muda, 

wanita hamil serta orang tua yang mencatatkan kumpulan 

paling ramai mati. 

Wabak Selesema Hong Kong - Sejuta maut 

Dikesan pada 1968, kes pertama dikesan di Hong Kong yang 

disebabkan jenis virus dikenali H3N2 yang meragut sejuta 

nyawa di seluruh dunia. Ia kembali pada pada 1970 dan 1972. 

Mangsa berusia 65 tahun ke atas paling ramai mati. 

Sindrom Pernafasan Yang Teruk (Sars) - 800 kematian 

Dikesan di Guangdong, selatan China pada 2002 tetapi menjadi 

tumpuan ramai pada Februari 2003 selepas kematian seorang 

ahli perniagaan Amerika Syarikat dalam pesawat pulang dari 

Shanghai. Virusnya mudah tersebar secara pantas ke Kanada, 

Amerika dan beberapa negara Asia. Daripada 8,096 kes, 774 

kematian dilaporkan.

Selesema Burung 

Ada banyak jenis selesema burung. Jenis paling bahaya H5 dan 

H7 sering menyebabkan kematian unggas dan jenis yang paling 

dibimbangkan adalah H5N1. Ia hanya diketahui menyerang 

unggas sehinggalah kes pertama jangkitan manusia dikesan di 

Hong Kong pada 1997. Data WHO menunjukkan 256 maut di 

seluruh dunia sejak 2003 dan saintis turut memantau 

perkembangannya kerana bimbang mutasi berlaku dan boleh 

dijangkiti berjuta-juta penduduk dunia. 

Demam Selesema - Meragut 250,000 - 500,000 kematian setiap 

tahun 

Tersebar ke seluruh dunia setiap tahun dan memuncak ketika 

musim sejuk. Pihak berkuasa kesihatan mengesyorkan pemberian 

suntikan vaksin, khususnya kepada kanak-kanak dan warga tua. 

Amalan kerap membasuh tangan dan sentiasa sihat, menjadi 

perlindungan terbaik.

           
Hak Cipta Terpelihara 2009 - Berita Harian Sdn. Bhd. 
 

Monday, April 20, 2009

Bible online

Kepada yang berminat nak baca bible pun boleh, apa salahnya. Jangan takut pada ilmu, cuma mereka yang berada dalam kejahilan dan malas berfikir sahaja akan takut pada ilmu. Saya telah terdedah kepada bible sejak kecil lagi, sebab dikampung saya, 99 % adalah Kristian, cuma emak, saya dan kakak saya sahaja yang Islam. Saya selalu melihat gambar "Yesus" disalib dan sekitarnya ada beberapa tengkorak manusia. Sepupu saya kata, itulah Tuhan. Saya tidak tahu apa-apa pada masa itu. Emak saya pula tidak dapat mengajar saya mengenai Islam, sebab emak saya 'buta huruf', cuma emak selalu sembahyang 5 kali sehari semalam. Setiap kali azan diradio, saya akan berlari naik rumah dan duduk 'konon' nak sembahyang. Berbalik kepada cerita kitab Injil ini, saya mempunyai kecenderungan ingin tahu pada sesuatu. Saya suka membaca buku agama di perpustakaan dan pada masa yang sama, saya juga telah membaca terjemahan Al-quran. Kemudiannya, saya ke Kota Kinabalu, mencari kitab Injil. Saya masuk kedai jual Kitab tersebut, dimana tertulis larangan untuk orang Islam memasuki kedai itu, Saya apa peduli, muka sayapun orang 'bilang' macam bukan 'Islam' (sebenarnya istilah ini salah, muka saya sebenarnya bukan macam Melayu, itu yang benar), saya masuk dan beli, pada masa itu, saya masih bersekolah di tingkatan 3 (kalau tak silap), dan sejak dari itu, saya sekali sekala akan membaca kitab Injil dan pada masa yang sama, saya amat meminati buku-buku tuliasan Syeikh Ahmad Deedat. Pembacaan saya tidaklah menjadikan saya masuk Kristian, malah saya semakin percaya kepada kitab saya iaitu Al-Quran. Sebab itulah saya hairan dengan pelbagai larangan itu dan ini, dan terbaru isu penggunaan kalimah "Allah", kononnya takut orang akan keliru. Mungkin betul juga akan keliru, tetapi sampai bila kita harus melakukan tindakan supaya 'orang-orang yang mudah keliru' ini, akan terus dilindungi supaya tidak akan keliru. Zaman ini, ialah zaman dunia tanpa sempadan, tidak seharusnya kita melaksanakan sesuatu yang menghalang manusia dari mencari sesuatu.  Apapun bacalah kitab orang lain, setelah membaca kitab sendiri, orait, OK bah kalau kau..:

Thursday, April 16, 2009

Drugs in concentrations

Drugs in concentrations

When a substance is dissolved in a liquid it forms a solution. The volume of a solution is expressed in litres or millilitres. 1litre = 1000mls.

The substance dissolved is known as the solute. The amount of solute in a solution is expressed as a concentration. The amount of solute may be described by its mass (grams or milligrams per litre) or by its amount (moles per litre or millimoles per litre).

If the solute has a known chemical formula eg. salt (NaCl), then it is preferable to use mol/l or mmol/l. If the solute does not have a defined chemical composition (such as a protein), then mg/l or g/l is used.

Some solutions such as local anaesthetics and thiopentone that are used in anaesthesia on a daily basis are expressed as a percentage eg. lignocaine 2% and thiopentone 2.5%. When using drugs prepared in this way it is necessary to calculate the number of mg in ml of solution. This is easiest done by multiplying the percentage of the solution by 10:

  • 2% lignocaine x 10 = 20mg/ml
  • 0.5% bupivacaine x 10 = 5mg/ml
  • 2.5% thiopentone x 10 = 25 mg/ml

The maths behind this calculation is as follows:

  • A 2.5% solution means that there is 2.5g of thiopentone in 100ml:
    2.5g in 100ml
    = 2500mg in 100ml
    = 25mg in 1 ml (25mg/ml)

Some solutions such as adrenaline (epinephrine) may be expressed as 1:1000 or 1:10 000 or 1:100 000. This means that in a 1:1000 adrenaline ampoule there is one part adrenaline to 1000 parts solution. To work out how many milligrams of adrenaline are present:

  • 1:1000 solution adrenaline
    = 1g adrenaline in 1000ml solution
    = 1000mg adrenaline per 1000ml solution
    = 1mg per ml
  • 1:10 000 solution adrenaline
    = 1g adrenaline in 10 000ml solution
    = 1000mg per 10 000ml
    = 1mg per 10ml which can also be expressed as 100mcg per ml [Top]

Thursday, April 09, 2009

When Three Old Men Bring Wisdom To Your Doorstep

A woman living in downtown Ontario, Canada came out of her houseand saw 3 old men with long white beards sitting in her front yard.
She did not recognize them.
She said “I don’t think I know you, but you must be hungry. Pleasecome in and have something to eat.”
“Is the man of the house home?” they asked.
“No”, she replied. “He’s out.”
“Then we cannot come in”, they replied.
In the evening when her husband came home, she told him what hadhappened.
“Go tell them I am home and invite them in!”
The woman went out and invited the men in.
“We do not go into a house together,” they replied.
“Why is that?” she asked.
One of the old men explained: “His name is Wealth,” he saidpointing to one of his friends, and said pointing to another one,“He is Success, and I am Love.” Then he added, “Now go in anddiscuss with your husband which one of us you want in your home.”
The woman went in and told her husband what was said.
Her husband was overjoyed. “How nice!!” he said. “Since that’s thecase, let’s invite Wealth. Let him come and fill our home withwealth!”
His wife disagreed. “My dear, why don’t we invite Success?”
Their daughter was listening from the other corner of the house.She jumped in with her own suggestion: “Would it not be better toinvite Love? Our home will then be filled with love!”
“Let us heed our daughter’s advice,” said the husband to his wife.
“Go out and invite Love to be our guest.”
The woman went out and asked the 3 old men, “Which one of you isLove? Please come in and be our guest.”
Love got up and started walking toward the house. The other 2 alsogot up and followed him. Surprised, the lady asked Wealth andSuccess: “I only invited Love, why are you coming in?”
The old men replied together: “If you had invited Wealth orSuccess, the other two of us would’ve stayed out, but since youinvited Love, wherever he goes, we go with him. Wherever there isLove, there is also Wealth and Success!“
addthis_url = 'http%3A%2F%2Fwww.asksaiful.com%2F2009%2F04%2F06%2Fwhen-three-old-men-bring-wisdom-to-your-doorstep%2F';
addthis_title = 'When+Three+Old+Men+Bring+Wisdom+To+Your+Doorstep';
addthis_pub = 'saifuldinho';